Sampel Probabilitas
Sampel probabilitas adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan
peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi
anggota sampel. Teknik sampel probabilitas terdiri dari:
Dikatakan
simple (sederhana) karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan
secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Cara
demikian dilakukan bila anggota populasi dianggap homogen. Pada penarikan
sampel acak sederhana, sampel diambil sedemikian rupa sehingga setianp anggota
populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel.
Misal:
N (Populasi) = 1000
n (Sampel)
= 100
Besarnya kesempatan = n/N = 100/1000 = 0,1
Artinya
setiap anggota populasi memiliki kemungkinan untuk dipilih sebagai sampel
sebesar 0,1. Beberapa teknik sampling acak sederhana yaitu dengan cara undian,
mengundi dengan bilangan random, serta berusaha sedapat mungkin dengan peluang
yang sama bagi setiang anggota populasi untuk diikutsertakan dalam sampel tetap
dipertahankan.
Teknik
ini digunakan bila populasi mempunyai anggota/unsur yang tidak homogen dan
berstrata secara proporsional.
Misal:
jumlah anggota populasi 2050 yang
terdiri atas:
Strata I : 1500 perbandingan
30
Strata II : 500 10
Strata III : 50 1
2050 41
Apabila ukuran sampel adalah sebanyak 82, maka
jumlah sampel pada masing-masing strata dapat diambil secara proporsional
sebagai berikut:
Strata I : 30/41 x 82 =
60
Strata II : 10/41 x 82 =
20
Strata III : 1/41
x 82 = 2
82
- Disproportionate Stratified Random Sampling
Teknik
ini digunakan untuk menentukan jumlah sampel,bila populasi berstrata tetapi
kurang proporsional.
Misal:
Pegawai dari unit kerja tertentu mempunyai:
Lulusan S3 : 3 orang
Lulusan S2 : 4 orang
Lulusan S1 : 90 orang
SMU :
800 orang
SMP :
700 orang
Maka tiga orang lulusan S3 dan empat orang S2
itu diambil semuanya sebagai sampel. Karena kedua kelompok tersebut terlalu
kecil bila dibandingkan dengan kelompok S1, SMU, dan SMP.
- Cluster Sampling
Teknik
sampling daerah digunakan untuk menentukan sampel bila obyek yang akan diteliti
atau sumber data sangat luas, misalnya penduduk dari suatu Negara, Provinsi,
atau Kabupaten. Untuk menentukan penduduk mana yang akan dijadikan sumber data,
maka pengambilan sampelnya berdasarkan daerah populasi yang telah ditetapkan.
Missal: Di Indonesia terdapat 30 Provinsi, dan
sampelnya akan menggunakan 15 provinsi, maka pengambilan 15 provinsi itu
diambil secara random. Karena provinsi-provinsi di Indonesia itu berstrata
(tidak sama) maka pengambilan sampelnya perlu menggunakan stratifield random
sampling. Propinsi di Indonesia ada penduduknya padat, ada yang kaya bahan
tambangada yang mempunyai hutan banyak. Karakteristik semacam ini perlu
diperhatikan sehingga pengambilan sampel menurut strata populasi itu dapat
ditetapkan. Teknik sampling daerah ini sering digunakan melalui dua tahap yaitu
tahap pertama mementukan sampel daerah, dan tahap kedua menentukan orang-orang
yang ada pada daerah itu secara sampling juga.
Sampel Non
Probabilitas
Sampel non probabilitas adalah teknik pengambilan sampel yang tidak
memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk
dipilih menjadi sampel. Hal ini disebabakan oleh beberapa faktor yaitu: tidak
mungkinnya diperoleh daftar yang lengkap dari populasi, adanya kondisi yang
tidak memungkinkan peneliti memilih anggota populasi dengan cara memberikan
kesempatan yang sama. Teknik sampel non probabilitas terdiri dari:
- Sampling Sistematis
Sampling
sistematis aadalah teknik pengambilan sampel berdasarkan urutan dari anggota
populasi yang telah diberi nomor urut. Dimana anggota pertama saja dari sampel
yang diambil secara random, sedangkan anggota-anggota selanjutnya dipilih
secara sistematismenurut pola tertentu. Penarikan sampel sistematis dilakukan
melalui tiga tahap yaitu:
a.
Mencek keadaan daftar populasi, harus dalam keadaan
acak.
b.
Menetapkan jarak interval yang akan digunakan atau
menetapkan angka kelipatan (k).
k = N/n
untuk N = 1000 dan n = 100, maka angka kelipatan (k) =
1000/100 = 10.
c.
Tentukan secara acak nomor mulai pengambilan sampel.
Misal nomor yang keluar adalah 5, maka sampel berikutnya adalah kelipatan 10
yaitu 15, 25, 35, 45,…dst sampai anggota sampel yang terakhir.
2. Sampling Kuota
Sampling kuota adalah teknik untuk menentukan sampel dari
populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang
diinginkan. Sebagai contoh, akan melakukan penelitian tentang pendapat
masyarakat terhadap pelayanan masyarakat dalam urusan ijin mendirikan bangunan.
Jumlah sampel yang ditentukan 500 orang. Kalau pengumpulan data belum
didasarkan pada 500 tersebut, maka penelitian dipandang belum selesai, karena
belum memenuhi kuota yang ditentukan. Bila pengumpulan data dilakukan secara
kelompok yang terdiri atas 5 orang pengumpul data, maka setiap anggota kelompok
harus dapat menghubungi 100 orang anggota sampel, atau 5 orang tersebut harus
dapat mencari data dari 500 anggota sampel.
3. Sampling Isidental
Sampling isidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan
kebetulan yaitu siapa saja yang secara kebetulan/isidental bertemu dengan
peneliti dapat digunakan sebagai sampel atau memilih responden yang pertama
kali berhasil dijumpai, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok
sebagai sumber data. Keuntungan penarikan sampel secara kebetulan ini adalah
hemat waktu dan biaya.
4. Sampling Purposive
Sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan
pertimbangan tertentu. Misalnya akan melakukan penelitian tentang kual;itas
makanan, maka sampel sumber datanya adalah orang yang ahli makanan, atau
penelitian tentang kondisi politik disuatu daerah, maka sampel sumber datanya
adalah orang yang ahli politik.
Contoh: Penelitian tentang perilaku
konsumen produk rokok Dji Sam Soe, maka orang yang dipilih dan akan
diwawancarai atau calon responden adalah perokok atau yang menghisap rokok Dji
Sam Soe.
Sampel ini lebih cocok digunakan untuk penelitian kualitatif,
atau penelitian-penelitian yang tidak melakukan generalisasi. Pengertian
sengaja atau purposive adalah bahwa peneliti telah menentukan responden dengan
anggapan atau pendapatnya sendiri sebagai sampel penelitiannya.
5. Sampling Jenuh
Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua
anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah
populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang, atau penelitian yang ingin
membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Istilah lain sampel
jenuh adalah sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel.
6. Snowball Sampling
Snowball sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula
jumlahnya kecil, kemudian membesar. Ibarat bola salju yang menggelinding yang
lama-lama menjadi besar. Dalam penentuan sampel, pertama-tama dipilih satu/dua
orang, tetapi karena dengan dua orang ini belum merasa lengkap terhadap data
yang diberikan, maka peneliti mencari orang lain yang dipandang lebih tahu dan
dapat melengkapi data yang diberikan oleh dua orang sebelumnya. Begitu
seterusnya, sehingga jumlah sampel semakin banyak. Teknik penarikan sampel bola
salju banyak digunakan para peneliti kualitatif dan juga peneliti kuantitatif,
dimana informasi tentang populasi sangat terbatas.
Contoh: penelitian pola penyebaran
penyakit HIV/AIDS atau pada penelitian lain misalnya penentuan efektivitas
saluran distribusi dalam pemasaran produk rokok Dji Sam Soe atau penelitian
yang lain seperti meneliti siapa provokator kerusuhan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar