PROSES/TAHAP-TAHAP
PENELITIAN
1.
Identifikasi,
Pemilihan, dan Perumusan Masalah Penelitian
Masalah yaitu terjadinya kesenjangan (gap) antara
das sollen (harapan) dan das sein (kenyataan). Identifikasi masalah biasanya
mendeteksi, melacak, menjelaskan aspek permasalahan yang muncul dan berkaitan
dari judul penelitian atau dengan masalah juga variabel yang akan diteliti.
Hasil identifikasi ini dapat diangkat dari sejumlah masalah yang saling keterkaitan
satu dengan yang lainnya. Identifikasi masalah merupakan proses merumuskan
permasalahan-permasalahan yang akan diteliti. Proses merumuskan
permasalahan-permasalahan ini akan memudahkan proses selanjutnya, selain itu
juga memudahkan pembaca untuk memahami hasil penelitian, yang kemudian
permasalahan yang muncul dirumuskan dalam bentuk pertanyaan tanpa ada tanda
tanya. Tetapi, proses identifikasi ini akan mudah dilakukan apabila dalam latar
belakang penelitian penjelasannya telah dikemukakan dengan lengkap dan jelas.
Untuk dapat mengidentifikasi masalah dengan baik
maka peneliti harus melakukan studi pendahuluan pada objek yang diteliti,
melakukan observasi, dan wawancara ke berbagai sumber, sehingga semua
permasalahan dapat diungkapkan. Apabila semua permasalahan tersebut telah
diketahui, selanjutnya dikemukakan hubungan satu masalah dengan masalah yang
lain. Masalah apa saja yang diduga berpengaruh positif dan negatif terhadap
masalah yang diteliti, maka masalah tersebut dapat dinyatakan dalam bentuk
variabel. Jadi, identifikasi masalah harus dapat menggambarkan permasalahan
yang ada dalam topik atau judul penelitian. pertanyaan-pertanyaan yang ada pada
identifikasi masalah harus dijawab pada bagian penelitian dan pembahasan.
Identifikasi masalah yang diajukan tidak harus dibatasi dengan ketentuan jumlah
variabel yang dilibatkan dalam penelitian, artinya jika variabel yang
dilibatkan dalam penelitian ada dua variabel bebas atau satu variabel terikat,
maka jumlah pernyataan masalahnya tidak harus ada tiga, tetapi pernyatan
permasalahan bisa juga satu variabel apabila pernyataan tersebut memuat seluruh
permasalahan yang akan diteliti. Dalam identifikasi masalah juga dapat
menunjukkan alat analisis apa yang akan dipakai serta kedalaman dan keluasan penelitian
itu
Setelah identifikasi masalah di atas telah
dilakukan, maka langkah selanjutnya ialah pemilihan masalah. Dalam pemilihan
masalah ini, ada dua pertimbangan yang harus dilakukan dalam memilih suatu
permasalahan, yaitu :
1) Pertimbangan
mengenai arah masalahnya. Artinya menggunakan pertimbangan akan sumbangan yang
diberikan kepada : pengembangan teori dalam bidang yang bersangkutan dengan
dasar teoritis penelitiannya dan juga pemecahan masalah-masalah praktis.
2) Pertimbangan
mengenai arah calon peneliti. Artinya, berapa biaya yang harus dikelurkan,
kemudian waktu yang dapat digunakan serta alat-alat dan perlengkapan yang
tersedia. Selain itu, dalam penguasaan metode yang diperlukan dalam melakukan
penelitian.
Rumusan
masalah yang baik akan menampakkan variabel-variabel yang diteliti, jenis atau
sifat hubungan antara variabel-variabel tersebut, dan subjek penelitian. Selain
itu, rumusan masalah hendaknya dapat diuji secara empiris, dalam arti
memungkinkan dikumpulkannya data untuk menjawab pertanyaan yang diajukan.
Sedangkan pertanyaan kedua adalah apa masalahnya.
Untuk menjawab pertanyaan ini, harus dilakukan penjajakan di sekitar lokasi
penellitian, yang hasilnya kan mengungkapkan gejala-gejala khusus dari setiap
individu yang bermasalah. Dengan menggunakan metode induksi, maka kita dapat
merumuskan konsep yang merupakan fokus penelitian kita. Selanjutnya dengan
konsep tersebut kita merumuskan masalah penelitian secara eksplisit.
Dengan kata lain, bahwa cara merumuskan masalah
penelitian ialah dengan :
·
Dirumuskan dengan kalimat tanya.
·
Rumusan tersebut hendaklah padat dan
jelas.
·
Memberikan petunjuk tentang mungkinnya mengumpulkan
data guna menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam rumusan itu.
2.
Kajian
Pustakan dan Hipotesis
Kajian
pustaka merupakan daftar referensi dari semua jenis referensi seperti buku, jurnal papers, artikel, disertasi,
tesis, skripsi, hand outs, laboratory manuals, dan karya ilmiah
lainnya yang dikutip di dalam penulisan proposal. Semua referensi yang tertulis
dalam kajian pustaka harus dirujuk di dalam skripsi. Referensi ditulis urut
menurut abjad huruf awal dari nama akhir/keluarga penulis pertama dan tahun
penerbitan (yang terbaru
ditulis lebih dahulu). Apabila penulis yang sama
mempunyai beberapa artikel/papers
yang dirujuk, maka urutan artikelnya berdasarkan tahun publikasinya. Apabila
pada tahun yang sama, paper dari
penulis yang sama diterbitkan lebih dari 1 artikel, maka di belakang tahun
dituliskan huruf kecil a, b, …, dan seterusnya.
Perlu dicatat bahwa minimal 30% dari total pustaka di dalam kajian
pustaka adalah berasal dari artikel jurnal ilmiah yang relevan.
Hipotesis atau hipotesa
adalah jawaban sementara terhadap masalah yang masih bersifat praduga karena
masih harus dibuktikan kebenarannya. Hipotesis ilmiah mencoba mengutarakan jawaban sementara terhadap
masalah yang kan diteliti Hipotesis menjadi teruji apabila semua gejala yang
timbul tidak bertentangan dengan hipotesis tersebut. Dalam upaya pembuktian hipotesis, peneliti dapat saja dengan sengaja menimbulkan atau
menciptakan suatu gejala. Kesengajaan ini
disebut percobaan atau eksperimen. Hipotesis yang telah teruji kebenarannya disebut teori. Hipotesis
merupakan elemen penting dalam penelitian ilmiah, khususnya penelitian kuantitatif.
Terdapat tiga alasan
utama yang mendukung pandangan ini, di antaranya:
1)
Hipotesis dapat dikatakan sebagai piranti kerja teori. Hipotesis ini dapat
dilihat dari teori yang digunakan untuk menjelaskan permasalahan yang akan diteliti.
Misalnya, sebab dan akibat dari konflik dapat dijelaskan melalui teori mengenai
konflik.
3)
Hipotesis adalah alat yang besar dayanya untuk memajukan pengetahuan karena membuat ilmuwan dapat keluar dari dirinya sendiri. Artinya,
hipotesis disusun dan diuji untuk menunjukkan benar atau salahnya dengan cara
terbebas dari nilai dan pendapat peneliti yang menyusun dan mengujinya.
Walaupun hipotesis
penting sebagai arah dan pedoman kerja dalam penelitian, tidak semua penelitian mutlak harus memiliki
hipotesis. Penggunaan hipotesis dalam suatu penelitian didasarkan pada masalah atau tujuan penelitian. Dalam masalah atau tujuan penelitian tampak
apakah penelitian menggunakan hipotesis
atau tidak. Contohnya yaitu Penelitian
eksplorasi
yang tujuannya untuk menggali dan mengumpulkan sebanyak mungkin data atau informasi tidak menggunakan hipotesis. Hal ini sama
dengan penelitian deskriptif, ada yang berpendapat
tidak menggunakan hipotesis sebab hanya membuat deskripsi atau mengukur secara cermat tentang fenomena yang diteliti, tetapi ada juga yang menganggap
penelitian deskriptif dapat menggunakan hipotesis. Sedangkan, dalam penelitian
penjelasan yang bertujuan menjelaskan hubungan antar-variabel adalah keharusan untuk menggunakan hipotesis.
1.
Untuk menguji teori,
2.
Mendorong munculnya teori,
5.
Memberikan kerangka untuk menyusun kesimpulan yang akan
dihasilkan.
Tahap-tahap pembentukan hipotesa
pada umumnya sebagai berikut:
- Penentuan masalah.
- Hipotesis pendahuluan atau hipotesis preliminer (preliminary hypothesis).
- Pengumpulan fakta.
- Formulasi hipotesa.
- Pengujian hipotesa
- Aplikasi/penerapan.
3.
Populasi
dan Sampel
Populasi,
atau bisa di sebut dengan “Universe” adalah keseluruhan elemen yang akan di
jelaskan oleh seorang peneliti dalam penelitiannya. Sedangkan populasi tersebut
bisa berbentuk/objek air, udara, desa, desa, ataupun manusia. Populasi bisa
memiliki jumlah yang besar maupun kecil, serta bisa diketahui sifat ataupun
variasinya, mungkin itu heterogen atau homogen. Namun di sini, populasi tidak
boleh di kacaukan dengan sampel.
Sampel
adalah perwakilan dari populasi. Dalam hal ini, jika jumlah sampel dan populasi
adalah sama, maka penelitian tersebut dinamakan dengan sensus. Sering terjadi dalam
penelitian, jumlah sampel yang di ambil lebih sedikit daripada jumlah
populasinya. Namun yang terpenting adalah cara mengambil sampel (sampling
techniques). Karena dalam sampel yang berjumlah besar bisa menyesatkan jika
teknik samplingnya salah. Sebaliknya, sampel kecil sudah cukup memadai jika
teknik samplingnya benar.
Ujuran
sampel dan teknik sampling tergantung pada sifat populasi, semakin homogen
popukasi maka akan semakin kecil sampelnya. Semakin heterogen populasi akan
semakin besar sampelnya. Oleh karena itu, dalam metodologi penelitian dikenal
beberapa macam teknik sampling, misalnya teknik acak (random), acak terstrata,
clauster, accidental atau convenient, serta purposif.
4.
Metode
Pengumpulan Data
Dalam penulisan karya ilmiah,
pengumpulan data merupakan salah satu hal yang harus dilakukan guna mencapai
tujuan penulisan. Ada 3 metode pengumpulan data, yakni :
- Wawancara
·
Merupakan
sebuah pertukaran informasi antara pewawancara dengan yang diwawancarai.
·
Perlu
ada perencanaan dan tujuan khusus.
·
Terdiri
dari pertanyaan dan menjawab pertanyaan.
·
Tujuannya
mendapatkan informasi dari narasumber/informan untuk keperluan proses
pengambilan maupun evaluasi kebijakan publik.
·
Metode
yang paling efektif.
- Observasi
·
Menurut
Nawawi & Martini (1991) observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara
sistimatik terhadap unsur-unsur yang tampak dalam suatu gejala atau
gejala-gejala dalam objek penelitian.
·
Menurut
Patton (dalam Poerwandari 1998) tujuan observasi adalah mendeskripsikan setting
yang dipelajari, aktivitas-aktivitas yang berlangsung, orang-orang yang
terlibat dalam aktivitas, dan makna kejadian di lihat dari perpektif mereka
yang terlihat dalam kejadian yang diamati tersebut.
·
Menurut
Patton (dalam Poerwandari 1998) salah satu hal yang penting, namun sering
dilupakan dalam observasi adalah mengamati hal yang tidak terjadi
- Kuisioner
- Kuesioner merupakan daftar pertanyaan yang akan digunakan oleh periset untuk memperoleh data dari sumbernya secara langsung melalui proses komunikasi atau dengan mengajukan pertanyaan.
- Macam-macam bentuk kuisioner :
- Kuisioner Terstruktur Terbuka
- Tingkat struktur dalam kuesioner adalah tingkat standarisasi yang diterapkan pada suatu kuesioner. Pada kuesioner terstruktur yang terbuka dimana pertanyaanpertanyaan diajukan dengan susunan kata-kata dan urutan yang sama kepada semua responden ketika mengumpulkan data.
- Kuisioner Tak Terstruktur Terbuka
- Kuesioner tak terstruktur yang terbuka dimana tujuan studi adalah jelas tetapi respon atau jawaban atas pertanyaan yang diajukan bersifat terbuka.
- Kuisioner Tak Terstruktur Tersamar
- Kuesioner tidak terstruktur yang tersamar berlandaskan pada riset motivasi. Para periset telah mencoba untuk mengatasi keengganan responden untuk membahas perasaan mereka dengan cara mengembangkan teknik-teknik yang terlepas dari masalah kepedulian dan keinginan untuk membuka diri. Teknik tersebut dikenal dengan metode proyektif. Kekuatan utama dari metode proyektif adalah untuk menutupi tujuan utama riset dengan menggunakan stimulus yang disamarkan.
- Metode proyektif merupakan cara yang digunakan untuk menggambarkan kuesioner yang mengandung stimulus yang memaksa para subjek untuk menggunakan emosi, kebutuhan, motivasi, sikap, dan nilai-nilai yang dimilikinya sendiri dalam memberikan suatu jawaban atau respon.
- Stimulus yang paling sering digunakan adalah asosiasi kata, kelengkapan kalimat, dan bercerita atau penuturan cerita.
- Kuisioner Terstruktur Tersamar
- Kuesioner terstruktur yang tersamar merupakan teknik yang paling jarang digunakan dalam riset pemasaran. Kuesioner ini dikembangkan sebagai cara untuk menggabungkan keunggulan dari penyamaran dalam mengungkapkan motif dan sikap dibawah sadar dengan keunggulan struktur pengkodean serta tabulasi jawaban.
Langkah-langkah merancang sebuah
kuisioner :
1
Tetapkan
informasi yang ingin diketahui.
2
Tentukan
jenis kusioner dan metode administrasinya.
3
Tentukan
isi dari masing-masing pertanyaan.
4
Tentukan
banyak respon atas setiap pertanyaan.
5
Tentukan kata-kata yang digunakan untuk setiap
pertanyaan.
6
Tentukan
urutan pertanyaan.
7
Tentukan
karakteristik fisik kuisioner.
8
Uji
kembali langkah 1 sampai 7 dan lakukan perubahan jika perlu.
9
Lakukan
uji awal atas kuisioner dan lakukan perubahan jika perlu.
5.
Rencana
Analisis Data
Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke
dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan. Menurut
Mudjarad Kuncoro (2003), analisis data merupakan tahapan yang kritis dalam
proses penelitian bisnis dan ekonomi. Dalam proses ini sering digunakan
statistik, fungsinya untuk menyederhanakan data penelitian yang amat besar
jumlahnya menjadi informasi yang lebih sederhana dan lebih mudah untuk
dipahami. Kegiatan dalam analisis data berdasarkan variabel dari seluruh
responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan
untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitugan untuk menguji
hipotesis yang telah diajukan.
6.
Penulisan
Laporan
Pada dasarnya ada dua bentuk sistematika penulisan
ilmiah ,Yaitu penulisan proposal penelitian dan laporan hasil penelitian . Pada
umumnya sistematika penulisan proposal penelitian danpenulisan laporan
penelitian sebagai berikut :
Bagian awal
1. Halaman judul
2. Halamn persetujuan dan pengesahan
(pada laporan penelitian ,sebelum halaman kata
pengantar dicantumkan intisari /abstrak)
3. Halaman kata pengantar atau prakata
4. Daftar isi
5. Daftar tabel (jika ada)
6. Daftar gambar (jika ada)
7. Daftar lampiran (jika ada)
Bagian Utama
BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
2. Rumusan masalah
3. Tujuan penelitian
4. Ruang lingkup
5. Manfaat penelitian
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
1. Landasan teori/ tinjauan teoretis
2. Kerangka teori
3. Kerangka konsep
4. Hipotesis atau pertamyaan penelitian
(jika ada hipotesis)
BAB III METODE PENELITIAN ATAU CARA
PENELITIAN
·
Jenis
penelitian
·
Populasi
sample (untuk penelitian disertai unit penelitian )
·
Variabel
penelitian (untuk penelitian laboratorium / eksperimental, sebelum variabel
penelitian dicantumkan bahan dan alat)
·
Definisi
operasioanal variabel atau istilah –istilah lain yang digunakan untuk memberi
batasan operasional agar jelas yang dimahsud dalam penelitian itu.
·
Desain
/ rancangan penelitian ( tidak harus , kecuali pada penelitian eksperimental)
·
Lokasi
dan waktu penelitian
·
Teknik
pengumplan data.
·
Instrumen
penelitian yang digunakan
·
Pengolahan
dan Analisis data
Khusus laporan penelitian
dilanjutkan dengan bab IV -VI berikut ini :
BAB IV – HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
BAB V – KESIMPULAN DAN SARAN
BAB VI – RINGKASAN
Bagian Akhir
1. Daftar pustaka
2. Lampiran – lampiran;
·
Instrumen
penelitian
·
Berbagai
data sekunder yang diperlukan
·
Anggaran
penelitian
·
Jadwal
penelitian
7.
Proposal
penelitian
Proposal Penelitian Kuantitatif
Adapun
sistematika penelitian kuantitatif terdiri dari komponen-komponen sebagai
berikut.
a. Judul Penelitian.
Judul
penelitian ditulis dengan singkat dan jelas serta menunjukkan fokus dan permasalahan
pokok penelitiannya.
b. Pendahuluan
Pendahuluan terdiri dari:
Pendahuluan terdiri dari:
1) Latar Belakang Masalah
Bagian ini
berisi uraian yang disusun dalam alur pikir logis yang menunjukkan adanya
kesenjangan antara situasi yang ada dan yang diharapkan, serta pentingnya
masalah tersebut untuk diteliti.
2) Identifikasi Masalah
Berisi
daftar atau sederetan masalah yang berkaitan dengan topik/judul penelitian,
yang merupakan penyebab terjadinya kesenjangan sebagai terungkap pada latar
belakang masalah yang sekiranya dapat dicari jawabannya melalui penelitian.
3) Pembatasan Masalah
Berisi
pemilihan masalah di antara masalah-masalah yang telah diidentifikasi yang
dipandang penting dan berguna untuk dicarikan pemecahannya.
4) Rumusan Masalah
Masalah
harus dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya yang menggambarkan hubungan kausal
korelasional atau kausal komparatif.
5) Tujuan Penelitian
Berisi
uraian singkat dan jelas tentang apa yang ingin dicapai atau diperoleh melalui
penelitian.
6) Kegunaan Penelitian
Pada
bagian ini, perlu dikemukakan manfaat yang dapat diberikan dari hasil
penelitian, baik untuk kepentingan teoritis maupun praktis.
c. Kerangka Teori atau Kajian Pustaka
Berisi tentang:
1) Deskripsi teori dan hasil penelitian
terdahulu yang relevan.
2) Kerangka berpikir yang menjelaskan
model hubungan kausal yang
konsepnya berdasarkan kerangka teoritik yang telah dikemukakan.
konsepnya berdasarkan kerangka teoritik yang telah dikemukakan.
3) Perumusan hipotesis penelitian.
Hipotesis
dinyatakan/dirumuskan dalam bentuk kalimat deklaratif yang
menggambarkan hubungan kausal korelasional dan kausal komparatif.
menggambarkan hubungan kausal korelasional dan kausal komparatif.
d. Metode Penelitian.
Pada
bagian ini, perlu dijelaskan cara yang akan dipakai dalam melaksanakan
penelitian, yang mencakup:
1) Desain Penelitian
Pada
bagian ini, perlu dikemukakan model desain yang akan digunakan, apakah model
kausal korelasional atau model kausal komparatif.
2) Definisi Operasional Variabel
Penelitian
Variabel
yang akan diteliti perlu didefinisikan secara operasional, yang menggambarkan cara
mengukur variabel tersebut.
3) Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi
menunjukkan batas-batas suatu generalisasi akan berlaku. Bila penelitian
menggunakan sampel, maka perlu ditegaskan tentang besarnya sampel, teknik dan
prosedur pengambilan sampel dengan penjelasan atas pertimbangan ilmiah.
4) Instrumentasi dan Teknik Pengumpulan
Data
Perlu
diuraikan tentang instrumen yang akan dipakai dan rencana pengujian validitas
dan reliabilitas. Bila menggunakan instrumen yang bukan buatan sendiri harus
dijelaskan asalnya, modifikasinya (bila dilakukan), dan informasi tentang
validitas serta reliabilitasnya. Juga perlu dikemukakan tentang metode dan
teknik pengumpulan data yang digunakan.
5) Teknik Analisis Data
Perlu
dikemukakan tentang teknik analisis data yang akan digunakan sesuai dengan
permasalahan dan hipotesis penelitian.
e. Kepustakaan
Kepustakaan mencantumkan sumber-sumber yang dikutip dalam rancangan penelitian.
Kepustakaan mencantumkan sumber-sumber yang dikutip dalam rancangan penelitian.
Proposal Penelitian Kualitatif
Format
kerangka dalam menyusun suatu Proposal Penelitian Kualitatif banyak macamnya,
namun biasanya seorang peneliti dalam menyiapkan proposal penelitiannya biaya
membuat kerangka sebagai berikut :
BAB . I
Pendahuluan
Bagian ini
terdiri dari :
·
Latar
belakang
·
Identifikasi
masalah
·
Rumusan
Masalah
·
Batasan
masalah
·
Tujuan
penelitian
·
Manfaat
penelitian
Bab.II.
Bagian ini meliputi Landasan Teori, Kerangka Berfikir dan Hipotesis
·
Deskripsi
teori
·
Kerangka
berfikir
·
Hipotesis
Bab. III.
Membahas tentang Metodologi Penelitian, Yang terdiri dari :
·
Metode
·
Populasi
dan sampel
·
Instrumen
penelitian
·
Teknik
pengumpulan data
·
Teknik
Analisis Data
Bab. IV. Organisasi
dan Jadwal Penelitian
Biasanya
menyampaikan Tentang Siapa peneliti dan jadwal yaitu:
·
Organisasi
penelitian
·
Jadwal
penelitian
Bab. V.
Biaya yang Diperlukan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar