WelLcoMe To .AM. BloG


Minggu, 08 April 2012

PROSES/TAHAP-TAHAP PENELITIAN


PROSES/TAHAP-TAHAP PENELITIAN
1.      Identifikasi, Pemilihan, dan Perumusan Masalah Penelitian
Masalah yaitu terjadinya kesenjangan (gap) antara das sollen (harapan) dan das sein (kenyataan). Identifikasi masalah biasanya mendeteksi, melacak, menjelaskan aspek permasalahan yang muncul dan berkaitan dari judul penelitian atau dengan masalah juga variabel yang akan diteliti. Hasil identifikasi ini dapat diangkat dari sejumlah masalah yang saling keterkaitan satu dengan yang lainnya. Identifikasi masalah merupakan proses merumuskan permasalahan-permasalahan yang akan diteliti. Proses merumuskan permasalahan-permasalahan ini akan memudahkan proses selanjutnya, selain itu juga memudahkan pembaca untuk memahami hasil penelitian, yang kemudian permasalahan yang muncul dirumuskan dalam bentuk pertanyaan tanpa ada tanda tanya. Tetapi, proses identifikasi ini akan mudah dilakukan apabila dalam latar belakang penelitian penjelasannya telah dikemukakan dengan lengkap dan jelas.
Untuk dapat mengidentifikasi masalah dengan baik maka peneliti harus melakukan studi pendahuluan pada objek yang diteliti, melakukan observasi, dan wawancara ke berbagai sumber, sehingga semua permasalahan dapat diungkapkan. Apabila semua permasalahan tersebut telah diketahui, selanjutnya dikemukakan hubungan satu masalah dengan masalah yang lain. Masalah apa saja yang diduga berpengaruh positif dan negatif terhadap masalah yang diteliti, maka masalah tersebut dapat dinyatakan dalam bentuk variabel. Jadi, identifikasi masalah harus dapat menggambarkan permasalahan yang ada dalam topik atau judul penelitian. pertanyaan-pertanyaan yang ada pada identifikasi masalah harus dijawab pada bagian penelitian dan pembahasan. Identifikasi masalah yang diajukan tidak harus dibatasi dengan ketentuan jumlah variabel yang dilibatkan dalam penelitian, artinya jika variabel yang dilibatkan dalam penelitian ada dua variabel bebas atau satu variabel terikat, maka jumlah pernyataan masalahnya tidak harus ada tiga, tetapi pernyatan permasalahan bisa juga satu variabel apabila pernyataan tersebut memuat seluruh permasalahan yang akan diteliti. Dalam identifikasi masalah juga dapat menunjukkan alat analisis apa yang akan dipakai serta kedalaman dan keluasan penelitian itu
Setelah identifikasi masalah di atas telah dilakukan, maka langkah selanjutnya ialah pemilihan masalah. Dalam pemilihan masalah ini, ada dua pertimbangan yang harus dilakukan dalam memilih suatu permasalahan, yaitu :
1)      Pertimbangan mengenai arah masalahnya. Artinya menggunakan pertimbangan akan sumbangan yang diberikan kepada : pengembangan teori dalam bidang yang bersangkutan dengan dasar teoritis penelitiannya dan juga pemecahan masalah-masalah praktis.
2)      Pertimbangan mengenai arah calon peneliti. Artinya, berapa biaya yang harus dikelurkan, kemudian waktu yang dapat digunakan serta alat-alat dan perlengkapan yang tersedia. Selain itu, dalam penguasaan metode yang diperlukan dalam melakukan penelitian.
Rumusan masalah yang baik akan menampakkan variabel-variabel yang diteliti, jenis atau sifat hubungan antara variabel-variabel tersebut, dan subjek penelitian. Selain itu, rumusan masalah hendaknya dapat diuji secara empiris, dalam arti memungkinkan dikumpulkannya data untuk menjawab pertanyaan yang diajukan.
Sedangkan pertanyaan kedua adalah apa masalahnya. Untuk menjawab pertanyaan ini, harus dilakukan penjajakan di sekitar lokasi penellitian, yang hasilnya kan mengungkapkan gejala-gejala khusus dari setiap individu yang bermasalah. Dengan menggunakan metode induksi, maka kita dapat merumuskan konsep yang merupakan fokus penelitian kita. Selanjutnya dengan konsep tersebut kita merumuskan masalah penelitian secara eksplisit.
Dengan kata lain, bahwa cara merumuskan masalah penelitian ialah dengan :
·         Dirumuskan dengan kalimat tanya.
·         Rumusan tersebut hendaklah padat dan jelas.
·         Memberikan petunjuk tentang mungkinnya mengumpulkan data guna menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam rumusan itu.

2.      Kajian Pustakan dan Hipotesis
Kajian pustaka merupakan daftar referensi dari semua jenis referensi seperti buku, jurnal papers, artikel, disertasi, tesis, skripsi, hand outs, laboratory manuals, dan karya ilmiah lainnya yang dikutip di dalam penulisan proposal. Semua referensi yang tertulis dalam kajian pustaka harus dirujuk di dalam skripsi. Referensi ditulis urut menurut abjad huruf awal dari nama akhir/keluarga penulis pertama dan tahun penerbitan (yang terbaru ditulis lebih dahulu). Apabila penulis yang sama mempunyai beberapa artikel/papers yang dirujuk, maka urutan artikelnya berdasarkan tahun publikasinya. Apabila pada tahun yang sama, paper dari penulis yang sama diterbitkan lebih dari 1 artikel, maka di belakang tahun dituliskan huruf kecil a, b, …, dan seterusnya.  Perlu dicatat bahwa minimal 30% dari total pustaka di dalam kajian pustaka adalah berasal dari artikel jurnal ilmiah yang relevan.
Hipotesis atau hipotesa adalah jawaban sementara terhadap masalah yang masih bersifat praduga karena masih harus dibuktikan kebenarannya. Hipotesis ilmiah mencoba mengutarakan jawaban sementara terhadap masalah yang kan diteliti Hipotesis menjadi teruji apabila semua gejala yang timbul tidak bertentangan dengan hipotesis tersebut. Dalam upaya pembuktian hipotesis, peneliti dapat saja dengan sengaja menimbulkan atau menciptakan suatu gejala. Kesengajaan ini disebut percobaan atau eksperimen. Hipotesis yang telah teruji kebenarannya disebut teori. Hipotesis merupakan elemen penting dalam penelitian ilmiah, khususnya penelitian kuantitatif.

Terdapat tiga alasan utama yang mendukung pandangan ini, di antaranya:
1)      Hipotesis dapat dikatakan sebagai piranti kerja teori. Hipotesis ini dapat dilihat dari teori yang digunakan untuk menjelaskan permasalahan yang akan diteliti. Misalnya, sebab dan akibat dari konflik dapat dijelaskan melalui teori mengenai konflik.
2)      Hipotesis dapat diuji dan ditunjukkan kemungkinan benar atau tidak benar atau di falsifikasi.
3)      Hipotesis adalah alat yang besar dayanya untuk memajukan pengetahuan karena membuat ilmuwan dapat keluar dari dirinya sendiri. Artinya, hipotesis disusun dan diuji untuk menunjukkan benar atau salahnya dengan cara terbebas dari nilai dan pendapat peneliti yang menyusun dan mengujinya.
Walaupun hipotesis penting sebagai arah dan pedoman kerja dalam penelitian, tidak semua penelitian mutlak harus memiliki hipotesis. Penggunaan hipotesis dalam suatu penelitian didasarkan pada masalah atau tujuan penelitian. Dalam masalah atau tujuan penelitian tampak apakah penelitian menggunakan hipotesis atau tidak. Contohnya yaitu Penelitian eksplorasi yang tujuannya untuk menggali dan mengumpulkan sebanyak mungkin data atau informasi tidak menggunakan hipotesis. Hal ini sama dengan penelitian deskriptif, ada yang berpendapat tidak menggunakan hipotesis sebab hanya membuat deskripsi atau mengukur secara cermat tentang fenomena yang diteliti, tetapi ada juga yang menganggap penelitian deskriptif dapat menggunakan hipotesis. Sedangkan, dalam penelitian penjelasan yang bertujuan menjelaskan hubungan antar-variabel adalah keharusan untuk menggunakan hipotesis.
Fungsi penting hipotesis di dalam penelitian, yaitu:
1.      Untuk menguji teori,
2.      Mendorong munculnya teori,
3.      Menerangkan fenomena sosial,
4.      Sebagai pedoman untuk mengarahkan penelitian,
5.      Memberikan kerangka untuk menyusun kesimpulan yang akan dihasilkan.

Tahap-tahap pembentukan hipotesa pada umumnya sebagai berikut:
  1. Penentuan masalah.
  2. Hipotesis pendahuluan atau hipotesis preliminer (preliminary hypothesis).
  3. Pengumpulan fakta.
  4. Formulasi hipotesa.
  5. Pengujian hipotesa
  6. Aplikasi/penerapan.

3.      Populasi dan Sampel
Populasi, atau bisa di sebut dengan “Universe” adalah keseluruhan elemen yang akan di jelaskan oleh seorang peneliti dalam penelitiannya. Sedangkan populasi tersebut bisa berbentuk/objek air, udara, desa, desa, ataupun manusia. Populasi bisa memiliki jumlah yang besar maupun kecil, serta bisa diketahui sifat ataupun variasinya, mungkin itu heterogen atau homogen. Namun di sini, populasi tidak boleh di kacaukan dengan sampel.
Sampel adalah perwakilan dari populasi. Dalam hal ini, jika jumlah sampel dan populasi adalah sama, maka penelitian tersebut dinamakan dengan sensus. Sering terjadi dalam penelitian, jumlah sampel yang di ambil lebih sedikit daripada jumlah populasinya. Namun yang terpenting adalah cara mengambil sampel (sampling techniques). Karena dalam sampel yang berjumlah besar bisa menyesatkan jika teknik samplingnya salah. Sebaliknya, sampel kecil sudah cukup memadai jika teknik samplingnya benar.
Ujuran sampel dan teknik sampling tergantung pada sifat populasi, semakin homogen popukasi maka akan semakin kecil sampelnya. Semakin heterogen populasi akan semakin besar sampelnya. Oleh karena itu, dalam metodologi penelitian dikenal beberapa macam teknik sampling, misalnya teknik acak (random), acak terstrata, clauster, accidental atau convenient, serta purposif.

4.      Metode Pengumpulan Data
Dalam penulisan karya ilmiah, pengumpulan data merupakan salah satu hal yang harus dilakukan guna mencapai tujuan penulisan. Ada 3 metode pengumpulan data, yakni :


  1. Wawancara
·         Merupakan sebuah pertukaran informasi antara pewawancara dengan yang diwawancarai.
·         Perlu ada perencanaan dan tujuan khusus.
·         Terdiri dari pertanyaan dan menjawab pertanyaan.
·         Tujuannya mendapatkan informasi dari narasumber/informan untuk keperluan proses pengambilan maupun evaluasi kebijakan publik.
·         Metode yang paling efektif.
  1. Observasi
·         Menurut Nawawi & Martini (1991) observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistimatik terhadap unsur-unsur yang tampak dalam suatu gejala atau gejala-gejala dalam objek penelitian.
·         Menurut Patton (dalam Poerwandari 1998) tujuan observasi adalah mendeskripsikan setting yang dipelajari, aktivitas-aktivitas yang berlangsung, orang-orang yang terlibat dalam aktivitas, dan makna kejadian di lihat dari perpektif mereka yang terlihat dalam kejadian yang diamati tersebut.
·         Menurut Patton (dalam Poerwandari 1998) salah satu hal yang penting, namun sering dilupakan dalam observasi adalah mengamati hal yang tidak terjadi
  1. Kuisioner
  • Kuesioner merupakan daftar pertanyaan yang akan digunakan oleh periset untuk memperoleh data dari sumbernya secara langsung melalui proses komunikasi atau dengan mengajukan pertanyaan.
  • Macam-macam bentuk kuisioner :
    • Kuisioner Terstruktur Terbuka
  • Tingkat struktur dalam kuesioner adalah tingkat standarisasi yang diterapkan pada suatu kuesioner. Pada kuesioner terstruktur yang terbuka dimana pertanyaanpertanyaan diajukan dengan susunan kata-kata dan urutan yang sama kepada semua responden ketika mengumpulkan data.
    • Kuisioner Tak Terstruktur Terbuka
      • Kuesioner tak terstruktur yang terbuka dimana tujuan studi adalah jelas tetapi respon atau jawaban atas pertanyaan yang diajukan bersifat terbuka.
    • Kuisioner Tak Terstruktur Tersamar
      • Kuesioner tidak terstruktur yang tersamar berlandaskan pada riset motivasi. Para periset telah mencoba untuk mengatasi keengganan responden untuk membahas perasaan mereka dengan cara mengembangkan teknik-teknik yang terlepas dari masalah kepedulian dan keinginan untuk membuka diri. Teknik tersebut dikenal dengan metode proyektif. Kekuatan utama dari metode proyektif adalah untuk menutupi tujuan utama riset dengan menggunakan stimulus yang disamarkan.
      • Metode proyektif merupakan cara yang digunakan untuk menggambarkan kuesioner yang mengandung stimulus yang memaksa para subjek untuk menggunakan emosi, kebutuhan, motivasi, sikap, dan nilai-nilai yang dimilikinya sendiri dalam memberikan suatu jawaban atau respon.
      • Stimulus yang paling sering digunakan adalah asosiasi kata, kelengkapan kalimat, dan bercerita atau penuturan cerita.
    • Kuisioner Terstruktur Tersamar
      • Kuesioner terstruktur yang tersamar merupakan teknik yang paling jarang digunakan dalam riset pemasaran. Kuesioner ini dikembangkan sebagai cara untuk menggabungkan keunggulan dari penyamaran dalam mengungkapkan motif dan sikap dibawah sadar dengan keunggulan struktur pengkodean serta tabulasi jawaban.

Langkah-langkah merancang sebuah kuisioner :
1        Tetapkan informasi yang ingin diketahui.
2        Tentukan jenis kusioner dan metode administrasinya.
3        Tentukan isi dari masing-masing pertanyaan.
4        Tentukan banyak respon atas setiap pertanyaan.
5         Tentukan kata-kata yang digunakan untuk setiap pertanyaan.
6        Tentukan urutan pertanyaan.
7        Tentukan karakteristik fisik kuisioner.
8        Uji kembali langkah 1 sampai 7 dan lakukan perubahan jika perlu.
9        Lakukan uji awal atas kuisioner dan lakukan perubahan jika perlu.


5.      Rencana Analisis Data
Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih  mudah dibaca dan diinterpretasikan. Menurut Mudjarad Kuncoro (2003), analisis data merupakan tahapan yang kritis dalam proses penelitian bisnis dan ekonomi. Dalam proses ini sering digunakan statistik, fungsinya untuk menyederhanakan data penelitian yang amat besar jumlahnya menjadi informasi yang lebih sederhana dan lebih mudah untuk dipahami. Kegiatan dalam analisis data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitugan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan.

6.      Penulisan Laporan
Pada dasarnya ada dua bentuk sistematika penulisan ilmiah ,Yaitu penulisan proposal penelitian dan laporan hasil penelitian . Pada umumnya sistematika penulisan proposal penelitian danpenulisan laporan penelitian sebagai berikut :
Bagian awal
1.      Halaman judul
2.      Halamn persetujuan dan pengesahan (pada laporan penelitian ,sebelum halaman kata
      pengantar dicantumkan intisari /abstrak)
3.      Halaman kata pengantar atau prakata
4.      Daftar isi
5.      Daftar tabel (jika ada)
6.      Daftar gambar (jika ada)
7.      Daftar lampiran (jika ada)

Bagian Utama
BAB I PENDAHULUAN
1.      Latar Belakang Masalah
2.      Rumusan masalah
3.      Tujuan penelitian
4.      Ruang lingkup
5.      Manfaat penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
1.      Landasan teori/ tinjauan teoretis
2.      Kerangka teori
3.      Kerangka konsep
4.      Hipotesis atau pertamyaan penelitian (jika ada hipotesis)

BAB III METODE PENELITIAN ATAU CARA PENELITIAN
·         Jenis penelitian
·         Populasi sample (untuk penelitian disertai unit penelitian )
·         Variabel penelitian (untuk penelitian laboratorium / eksperimental, sebelum variabel
      penelitian dicantumkan bahan dan alat)
·         Definisi operasioanal variabel atau istilah –istilah lain yang digunakan untuk memberi
      batasan operasional agar jelas yang dimahsud dalam penelitian itu.
·         Desain / rancangan penelitian ( tidak harus , kecuali pada penelitian eksperimental)
·         Lokasi dan waktu penelitian
·         Teknik pengumplan data.
·         Instrumen penelitian yang digunakan
·         Pengolahan dan Analisis data

Khusus laporan penelitian dilanjutkan dengan bab IV -VI berikut ini :
BAB IV – HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB V – KESIMPULAN DAN SARAN
BAB VI – RINGKASAN

Bagian Akhir
1. Daftar pustaka
2. Lampiran – lampiran;
·         Instrumen penelitian
·         Berbagai data sekunder yang diperlukan
·         Anggaran penelitian
·         Jadwal penelitian



7.      Proposal penelitian
Proposal Penelitian Kuantitatif
Adapun sistematika penelitian kuantitatif terdiri dari komponen-komponen sebagai berikut.

a.       Judul Penelitian.
Judul penelitian ditulis dengan singkat dan jelas serta menunjukkan fokus dan permasalahan pokok penelitiannya.
b.      Pendahuluan
Pendahuluan terdiri dari:
1)      Latar Belakang Masalah
Bagian ini berisi uraian yang disusun dalam alur pikir logis yang menunjukkan adanya kesenjangan antara situasi yang ada dan yang diharapkan, serta pentingnya masalah tersebut untuk diteliti.
2)      Identifikasi Masalah
Berisi daftar atau sederetan masalah yang berkaitan dengan topik/judul penelitian, yang merupakan penyebab terjadinya kesenjangan sebagai terungkap pada latar belakang masalah yang sekiranya dapat dicari jawabannya melalui penelitian.
3)      Pembatasan Masalah
Berisi pemilihan masalah di antara masalah-masalah yang telah diidentifikasi yang dipandang penting dan berguna untuk dicarikan pemecahannya.
4)      Rumusan Masalah
Masalah harus dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya yang menggambarkan hubungan kausal korelasional atau kausal komparatif.
5)      Tujuan Penelitian
Berisi uraian singkat dan jelas tentang apa yang ingin dicapai atau diperoleh melalui penelitian.
6)      Kegunaan Penelitian
Pada bagian ini, perlu dikemukakan manfaat yang dapat diberikan dari hasil penelitian, baik untuk kepentingan teoritis maupun praktis.

c.       Kerangka Teori atau Kajian Pustaka
Berisi tentang:
1)      Deskripsi teori dan hasil penelitian terdahulu yang relevan.
2)      Kerangka berpikir yang menjelaskan model hubungan kausal yang
konsepnya berdasarkan kerangka teoritik yang telah dikemukakan.
3)      Perumusan hipotesis penelitian.
Hipotesis dinyatakan/dirumuskan dalam bentuk kalimat deklaratif yang
menggambarkan hubungan kausal korelasional dan kausal komparatif.

d.      Metode Penelitian.
Pada bagian ini, perlu dijelaskan cara yang akan dipakai dalam melaksanakan penelitian, yang mencakup:
1)      Desain Penelitian
Pada bagian ini, perlu dikemukakan model desain yang akan digunakan, apakah model kausal korelasional atau model kausal komparatif.
2)      Definisi Operasional Variabel Penelitian
Variabel yang akan diteliti perlu didefinisikan secara operasional, yang menggambarkan cara mengukur variabel tersebut.
3)      Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi menunjukkan batas-batas suatu generalisasi akan berlaku. Bila penelitian menggunakan sampel, maka perlu ditegaskan tentang besarnya sampel, teknik dan prosedur pengambilan sampel dengan penjelasan atas pertimbangan ilmiah.
4)      Instrumentasi dan Teknik Pengumpulan Data
Perlu diuraikan tentang instrumen yang akan dipakai dan rencana pengujian validitas dan reliabilitas. Bila menggunakan instrumen yang bukan buatan sendiri harus dijelaskan asalnya, modifikasinya (bila dilakukan), dan informasi tentang validitas serta reliabilitasnya. Juga perlu dikemukakan tentang metode dan teknik pengumpulan data yang digunakan.
5)      Teknik Analisis Data
Perlu dikemukakan tentang teknik analisis data yang akan digunakan sesuai dengan permasalahan dan hipotesis penelitian.
e.       Kepustakaan
Kepustakaan mencantumkan sumber-sumber yang dikutip dalam rancangan penelitian.



Proposal Penelitian Kualitatif

Format kerangka dalam menyusun suatu Proposal Penelitian Kualitatif banyak macamnya, namun biasanya seorang peneliti dalam menyiapkan proposal penelitiannya biaya membuat kerangka sebagai berikut :

BAB . I  Pendahuluan
Bagian ini terdiri dari :
·         Latar belakang
·         Identifikasi masalah
·         Rumusan Masalah
·         Batasan masalah
·         Tujuan penelitian
·         Manfaat penelitian

Bab.II. Bagian ini meliputi Landasan Teori, Kerangka Berfikir dan Hipotesis
·         Deskripsi teori
·         Kerangka berfikir
·         Hipotesis

Bab. III. Membahas tentang  Metodologi Penelitian, Yang terdiri dari :
·         Metode
·         Populasi dan sampel
·         Instrumen penelitian
·         Teknik pengumpulan data
·         Teknik Analisis Data

Bab. IV. Organisasi dan Jadwal Penelitian
Biasanya menyampaikan Tentang Siapa peneliti dan jadwal yaitu: 
·         Organisasi penelitian
·         Jadwal penelitian

Bab. V. Biaya yang Diperlukan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar