Tujuan Penyusunan
Laporan
Langkah
terakhir dari suatu kegiatan penelitian adalah menyusun laporan. Bagaimanapun
baiknya pelaksanaan suatu penelitian, bagaimanapun bermutunya model-model yang
sudah dibangun dari penelitian tersebut, belumlah dianggap benar-benar berhasil
jika laporan penelitian belum dibuat. Hasil kegiatan harus ditulis dan
dilaporkan, karena laporan merupakan media komunikasi antara penyusun/lembaga
pelaksanaan kegiatan dengan badan-badan atau pihak lain yang berkepentingan
dengan laporan tersebut. Lebih-lebih laporan tersebut merupakan hasil evaluasi,
baik terhadap input, proses, output, atau dampak dari suatu kegiatan, sehingga
akan sangat bermanfaat bagi pihak yang berwenangan untuk dijadikan dasar
pengambilan kebijakan. Tanpa ada laporan penelitian akan sulit untuk diketahui
apakah suatu kegiatan penelitian telah sesuai dengan apa yang ingin dituju.
Apabila telah sesuai, faktor-faktor kekuatan apa yang mendukung keberhasilan
kegiatan tersebut, apabila tidak sesuai di bagian mana/faktor-faktor apa yang
menyebabkan kegiatan tersebut tidak mencapai sasaran.
Kesemua
ini tidak hanya perlu diketahui oleh para penyelenggara kegiatan, tetapi juga
pengambil kebijakan sehingga segera dapat diambil langkah-langkah perbaikan.
Penyusunan laporan penelitian lebih merupakan sent, sehingga pengalaman penulis
lebih banyak berperan dalam menambah keindahan penulisan. Bentuk laporan
penelitian sangat tergantung pada siapa pembaca yang ditargetkan, apakah
masyarakat luas, akademisi, atasan sendiri atau lainnya. bahasa yang digunakan,
gaya bahasa yang dipakai serta istilah-istilah yang dipilih dimaksudkan supaya
pembaca dapat mencerna isi laporan tersebut dan dapat memahami
penemuan-penemuan yang disepakati.
Karena
itu sistematika penyusunan laporan, cara penyampaian temuan, alat-alat yang
digunakan serta penafsiran yang diberikan harus menemui sasaran. Walaupun
pekerjaan penulisan laporan penelitian seringkali kurang mengasikkan, tetapi
laporan harus dibuat, karena segala kegiatan penelitian yang telah dilaksanakan,
lebih-lebih melibatkan dana masyarakat, harus dipertanggung jawabkan.
Penulisan
laporan harus menyadari bahwa laporan yang dibuatnya mengemban fungsi
komunikasi. Laporan penelitian yang dibuat bukan hanya bagi dirinya sendiri,
tetapi sebagai alat komunikasi dengan orang lain. Oleh karena itu pembaca yang
dituju sangat menentukan corak laporan penelitian yang dibuat. Laporan
penelitian yang dibuat untuk kalangan ilmuan akan sangat berbeda dengan laporan
yang ingin disampaikan pada pembuat keputusan. Laporan juga akan berbeda dalam
bentuk dan cara pengungkapannya jika laporan tersebut ditujukan kepada
masyrakat awam.
Format Laporan
Dalam
penyusuanan laporan, Sugiyono (1999) menyarankan sebaiknya peneliti berperan
sebagai pembaca, sehingga laporan yang disajikan dapat dinilai apakah sudah
baik atau belum. Laporan penelitian sebaiknya dibuat bertahap, tahap pertama
berupa laporan pendahuluan, dan tahap kedua berupa laporan akhir.
Laporan
pendahuluan sifatnya adalah draft yang masih perlu disempurnakan. Penyempurnaan
dapat dilakukan dengan cara menyeminarkan hasil penelitian, atau
mengkonsultasikannya dengan dosen pembimbing. Melalui seminar dan konsultasi
kekurangan-kekurangan akan dapat diperbaiki.
Laporan
penelitian adalah merupakan laporan ilmiah, untuk itu maka harus dibuat secara
sistematis dan logis pada setiap bagian sehingga pembaca mudah memahami
langkah-langkah yang telah ditempuh dalam penelitian dan hasilnya. Karena
sifatnya alamiah, maka harus replicable, yaitu harus bisa diulangi oleh orang lain
yang akan membuktikan hasil atau temuan dalam penelitian itu.
Titik
tolak dalam penyusunan laporan penelitian adalah rancangan penelitian yang
telah dibuat. Dalam hal tersebut kedudukan rancangan penelitian menjadi sangat
penting. Kalau dalam rancangan penelitian berisi tentang langkah-langkah yang
akan ditempuh dalam penelitian, maka dalam laporan penelitian berisi laporan
pelaksanaan dari hasil rancangan penelitian.
Laporan
umumnya terdiri dari tiga (3) bagian besar yaitu bagian awal, bagian utama,
dan bagian akhir. Bab-bab pada bagian
utama laporan dalam pembahasan mengenai etika penelitian bisnis telah
disampaikan bahwa salah satu fungsi dari rancangan penelitian adalah sebagai
alat evaluasi keberhasilan penelitian, hubungan yang erat satu dengan lainnya,
bahkan bab-bab berikutnya merupakan jawaban pada bab-bab sebelumnya.
Bagian
Awal
Pada umumnya
bagian awal berisikan:
- Judul kegiatan, ditulis dengan kalimat yang jelas dan padat
- Prakata, berisi pernyataan-pernyataan tentang tujuan penulisan laporan, hubungan dengan sponsor (bila ada), dan ucapan terima kasih
- Daftar isi, diperlukan agar pembaca dapat mengetahui bagian-bagian dari laporan dan dapat melihat hubungan yang terjadi antara bagian yang satu dengan bagian yang lainnya. Daftar isi berisi judul-judul masing-masing bab, bagian, sub bagian, dan seterusnya.
- Daftar tabel, diperlukan apabila dalam teks terdapat cukup banyak tabel (lima tabel/lebih). Daftar tabel memudahkan pembaca menemukan tabel-tabel tertentu yang diperlukan.
- Daftar gambar, penyediaan daftar gambar tersendiri dalam satu halaman memudahkan pembaca menemukan di halaman mana gambar tersebut ada.
Bagian
Utama
Tidak
ada standar tertentu untuk bagian utama. Pada umumnya bagian utama terdiri atas
beberapa bagian yaitu sebagai berikut ini:
1.
Pendahuluan, antara lain berisi latar belakang
penelitian, permasalahan, tujuan, dan manfaat penelitian.
2.
Kajian pustaka, memuat landasan teori yaitu teori-teori
yang relevan yang dapat digunakan untuk menjelaskan variabel yang diteliti dan
sebagai dasar untuk memberi jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang
diajukan (hipotesis), dan penyusunan instrument. Disini juga diperlukan
dukungan hasil-hasil penelitian yang telah ada sebelumnya yang ada kaitannya
dengan variabel yang diteliti. Setelah dibuat landasan teori dan hasil-hasil
penelitian terdahulu, selanjutnya direkonstruksi ke dalam kerangka pemikiran. Kerangka
pemikiran ini dapat dijadikan tuntunan dalam perumusan hipotesis berdasarkan
atas kajian pustaka yang telah disusun.
3.
Metode penelitian, meliputi hipotesis dan rancangan
penelitian. Hipotesis merupakan jawaban sementara atas permasalahan yang telah
dirumuskan. Rancangan penelitian meliputi identifikasi variabel, definisi
operasional variabel, penentuan sampel, teknik pengumpulan data, dan teknis
analisis data.
4.
Hasil penelitian, berisi analisis data penelitian dan
pembahasan. Analisis data dan pembahasan bersifat terpadu, dan penyajiannya
dapat disertai label, grafik, atau bentuk lain. Pembahasan tentang hasil yang
diperoleh berupa penjelasan teoritis, baik secara kualitatif, kuantitatif,
maupun statistik. Hasil penelitian sebaiknya dibandingkan dengan hasil
penelitian terdahulu yang relevan. Analisis data mengambil proporsi yang paling
besar dibandingkan dengan bagian-bagian lainnya. analisis data dapat dilakukan
melalui dua (2) tahap yaitu tahap pertama analisis deskriptif, dan kedua
analisis statistic infrensial yang tertuju pada pengujian hipoteis penelitian.
5.
Kesimpulan, berisikan kesimpulan dan saran. Kesimpulan
penelitian merupakan jawaban dari tujuan penelitian. Kesimpulan dibuat
berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Saran yang diberikan pada laporan harus
didasarkan pada data hasil penelitian, dan didasarkan pada kesimpulan.
Bagian
Akhir
Pada
bagian akhir laporan biasanya berisikan daftar bacaan, serta lampiran-lampiran
dan lainnya bila ada.
Jenis-Jenis Laporan
Ada
beberapa jenis laporan penelitian diantaranya adalah laporan ringkas atau sumir (summary report), laporan lengkap atau
monograf, dan laporan untuk pengambil kebijakan. Secara ringkas
masing-masing laporan tersebut dijelaskan sebagai berikut:
Laporan
Ringkas (Summary Report)
Laporan
ringkas diarahkan pada temuan-temuan utama saja, tanpa memasukkan desain dan
metode yang dipakai dalam melakukan penelitian. Laporan penelitian ringkas
dibuat sekitar lima halaman. Pada bagian awal harus terdapat pernyataan singkat
tentang pentingnya penelitian, masalah yang dipelajari, dan luas serta
kedalaman pembahasan. Kemudian ditulis kesimpulan dan rekomendasi yang diusul
oleh temuan yang mendukungnya. Dalam laporan ringkas dihindarkan penggunaan
istilah-istilah teknis.
Laporan
Lengkap (Monograf) atau Laporan Panjang
Laporan dalam
bentuk monograf perlu memperhatikan beberapa hal berikut ini:
- Laporan harus berisi proses kegiatan secara menyeluruh dengan mengutarakan semua teknik dan pengalaman yang diperoleh selama melakukan penelitian.
- Penulisan laporan harus sesuai dengan kelompok target pembaca laporan. Materi serta keterangan yang diberikan harus disampaikan secara integratif, dimana kesinambungan antara satu diskusi dengan diskusi lainnya, ataupun antara satu materi dengan materi lainnya yang tidak terputus-putus.
- Laporan harus menjelaskan hal-hal yang sebenarnya terjadi di setiap tingkatan analisa. Alternatif-alternatif pemecahan yang dilakukan perlu disampaikan dengan jelas. Janganlah dilaporkan perasaan-perasaan penulis atau hayalan-hayalan penulis tentang apa yang akan terjadi, kecuali ramalan-ramalan tersebut didasarkan fakta-fakta. Dengan kata lain laporan harus berisi rencana-rencana yang telah dibuat secara logis, bukti-bukti yang ditemukan, dan pelaksanaan penelitian yang telah dilakukan selama masa itu.
- Jika diperoleh pengalaman-pengalaman atau penemuan-penemuan yang tidak ada hubungan dengan tujuan kegiatan, janganlah temuan tersebut dibuang, sebab ada kemungkinan hasil penemuan tersebut dapat merupakan kata kunci dalam memberi makna kegiatan lain di kemudian hari.
- Dalam laporan juga harus disampaikan kegagalan-kegagalan serta keterbatasan-keterbatasan yang dialami disamping sukses yang diperoleh. Dengan melaporkan kegagalan dan alasan-alasan kuat mengapa kegagalan tersebut terjadi akan amat berguna bagi pengambil kebijakan dalam mewaspadakan terhadap kegagalan tersebut.
- Sebelum penulisan laporan penelitian, terlebih dahulu perlu dibuat outline (kerangka) laporan dan baru kemudian outline tersebut dikembangkan menjadi laporan yang terperinci.
- Laporan penelitian harus dibagi dalam bab-bab, atau bagian-bagian, sub-sub bagian dengan judul-judul yang padat, sehingga pembaca dapat lebih mudah memilih materi yang relevan baginya.
Laporan
untuk Manajemen atau Pembuat Keputusan
Laporan
penelitian yang disampaikan kepada manajemen atau pengambil kebijakan
disebabkan penelitian yang disusun laporannya berkenaan dengan implikasi yang
diperlukan dalam pengambilan kebijakan. Atau dapat juga penelitian yang
dilakukan disponsori oleh badan-badan tertentu yang berkehendak untuk
mengadakan diagnosa terhadap situasi ataupun dalam rangka mengadakan evaluasi
terhadap suatu program kegiatan.
Laporan
yang ditujukan untuk pengambilan kebijakan harus mempunyai bentuk tersendiri.
Laporan yang dibuat tidak perlu dalam bentuk lengkap, karena pembuat kebijakan
tidak memerlukan laporan demikian.
Program
kegiatan berkehendak memecahkan masalah-masalah yang sangat menarik perhatian
pembuat kebijakan berdasarkan tujuan kegiatan yang telah mereka gariskan.
Karena itu laporan harus diarahkan sedemikian rupa sehingga sesuai dengan
usulan kegiatan yang telah disetujui bersama. Yang diperlukan dalam laporan
tersebut adalah penjelasan serta diagnosa terhadap masalah. Rekomendasi ini
akan dipergunakan, baik untuk meneruskan program-program yang ada, ataupun
dalam rangka mengadakan beberapa perubahan, sehingga kegiatan yang akan datang dapat
dilaksanakan secara baik.
Gaya
laporan untuk manajemen atau pengambil kebijakan harus mendorong membaca cepat,
pemahaman menyeluruh atas temuan-temuan utama dengan cepat, dan pemahaman yang
tepat tentang implikasi dan kesimpulan. Nada laporan bersifat jurnalistik dan
harus akurat. Judul-judul besar dan garis bawah untuk penekanan sangat
membantu. Gambar-gambar dan grafik-grafik seringkali digunakan untuk
menggantikan tabel. Kalimat-kalimat dan paragraph-paragraf harus pendek-pendek
dan langsung.
Laporan
penelitian untuk manajemen atau pengambil kebijakan biasanya terdiri atas dua
bagian yaitu:
1.
Uraian mengenai latar belakang penelitian,
masalah-masalah yang timbul, tujuan penelitian sesuai dengan usulan penelitian,
serta ringkasan dari penemuan dengan rekomendasi-rekomendasi.
2.
Rincian dari pelaksanaan penelitian, sumber-sumber
keterangan, prosedur-prosedur yang digunakan serta rekomendasi-rekomendasi.
Hal-hal yang bersifat teknis dapat dilampirkan pada bagian kedua laporan.
Pembagian
laporan menjadi dua tersebut amat diperlakukan agar sasaran yang ingin dituju
dapat dicapai dengan baik. Pihak manajemen atau pengambil keputusan biasanya
hanya membaca bagian pertama dari laporan, sedangkan bagian kedua yang berisi
laporan yang lebih lengkap dibaca oleh staf bawahannya.
Laporan
untuk pembuat kebijakan perlu ditulis dengan bahasa yang dapat dimengerti oleh
mereka. Istilah-istilah teknis jika digunakan haruslah yang sesuai dengan
penerapan di lapangan. Kata-kata yang digunakan hendaknya jangan membuat para
pembuat keputusan tersebut menjadi tersinggung atau merasa tersudut.
Rekomendasi
yang diberikan haruslah berdasarkan studi yang cermat, jangan sekali-sekali
memasukkan rekomendasi yang didasarkan pada pemikiran-pemikiran tanpa dasar
fakta.
Sebelum
laporan dibuat, penulis laporan perlu mengadakan diskusi terlebih dahulu dengan
pembuat keputusan tersebut. Dengan begitu sebelum memberikan rekomendasi
penyusun laporan telah mempunyai kesempatan untuk memperoleh penimbang terhadap
rekomendasi-rekomendasi yang akan diberikan dalam laporan.
Aturan Penulisan
Terkait
dengan aturan penulisan, beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penulisan
laporan adalah sebagai berikut:
Fokus
Laporan,
Sebuah
laporan harus didasarkan pada satu/dua pertanyaan pokok, bukan serangkaian
pertanyaan, ada kecenderungan bahwa para penyusun laporan ingin melaporkan
semua hasil kegiatannya seperti juga ingin memasukkan semua tabel yang dimiliki
serta data sebanyak-banyaknya, termasuk data yang tidak dibutuhkan untuk topik
yang sedang dibahas.
Alinea
(Paragraf)
Pada
dasarnya sebuah laporan penelitian merupakan kumpulan alinea.alinea berperan
penting karena alinea menunjukkan organisasi, pikiran dan gaya pelaporan
seseorang. Alinea yang baik dan efektif hanya mengandung satu tema dan harus
pula memenuhi syarat kesatuan pikiran dan kesatuan susunan. Kalimat-kalimat
dalam alinea harus berkaitan satu sama lain, dan bersama-sama membentuk suatu
bagian yang berpautan. Alinea yang baik harus menenuhi tiga syarat utama yaitu
sebagai berikut:
1.
Alinea harus memperlihatkan dengan jelas suatu maksud atau
suatu tema tertentu. Maksud atau tema itu biasanya didukung oleh sebuah kalimat
pokok atau kalimat topik.
2.
Hubungan antara sebuah kalimat dengan kalimat yang lain
harus kompak (koheren). Suatu alinea yang tidak koheren akan menghadapkan
pembaca dengan loncatan-loncatan pikiran yang membingungkan, urut-urutan waktu
dan fakta-fakta yang tidak teratur, atau perkembangan pokok-pokok tambahan
tidak lagi berorientasi pada topic utama.
3.
Setelah meletakan inti alinea dalam kalimat topic, ide
pokok itu harus dijelaskan lebih lanjut/dikembangkan dengan mengajukan
contoh-contoh dan perincian untuk mengonkritkannya. Kegagalan dalam
mengembangkan alinea akan menghasilkan fragmen-fragmen yang pendek.
Secara umum ada tiga (3) jenis alinea, yaitu:
a. Alinea deskriptif, merupakan alinea yang
berisi deskripsi atas suatu hal yang dibicarakan. Alinea diskripsi hanya
bersifat mendeskripsikan agar pembaca menjadi lebih jelas informasi yang
disampaikan.
Contoh:
Wanita banyak
terlibat dalam pekerjaan seperti rumah pabrik, pedagang kecil, pembantu rumah
tangga, pekerja jasa, pembersih gedung, pramuniaga, dan pekerjaan-pekerjaan
secretariat. Pekerjaan-pekerjaan yang berhubungan dengan mesin, seperti
operator dan teknisi, cenderung dikuasai ole laki-laki. Meskipun demikian,
pergeseran sedang terjadi dalam bidang tertentu yang menunjukkan bahwa wanita
semakin memiliki akses untuk terlibat dalam pekerjaan yang semua dimonopoli
oleh laki-laki.
b. Alinea induktif, merupakan alinea yang
dimulai dengan paparan data atau deskripsi dan diakhiri dengan
kesimpulan/abstraksi. Kesimpulan yang dibuat dalam alinea induksi dapat pula
berupa tipologi yang dihasilkan dari drskripsi pada bagian awal alinea.
Contoh:
Wanita semakin
terlibat dalam berbagai pekerjaan di luar rumah. Demikian pula mereka semakin memiliki
kesempatan untuk memasuki pekerjaan-pekerjaan yang sebelumnya dimonopoli oleh
laki-laki. Jabatan-jabatan penting telah pula dapat oleh kaum wanita. Dalam
bidang politik kesempatan wanita juga semakin terbuka. Gejala ini menunjukkan
tidak hanya pergeseran status dan peran kaum wanita, tetapi juga
memp[erlihatkan transformasi sosial yang sedang terjadi dalam masyarakat kita.
c. Alinea deduktif, alinea yang dimulai
dengan pernyatan umum atau dimulai dengan konsep dan diikuti dengan
kalimat-kalimat yang berisi penjelasan atau penjabaran dari konsep tersebut.
Penjelasan selanjutnya dalam kalimat dapat berupa argumen untuk memperkuat
pernyataan yang disampaikan pada bagian awal alinea, dapat juga merupakan
kategori yang menjelaskan maksud.
Contoh:
Para pekerja
wanita merupakan kelompok masyarakat yang mengalami proses marginalisasi. Hal
ini dapat diamati dari struktur upah, kesempatan pelatihan, dan promosi
jabatan. Wanita cenderung mendapat upah yang lebih rendah dibandingkan dengan
pekerja laki-laki untuk pekerjaan yang sama. Dalam banyak kasus, kaum wanita
juga cenderung memiliki kesempatan yang terbatas dalam pelatihan-pelatihan yang
dapat meningkatkan kapasitasnya sebagai pekerja. Keterbatasan akses semacam ini
menyebabkan prospek pekerja wanita untuk dipromosikan ke jenjang yang lebih
tinggi terbatas.
Rangka
Laporan
Langkah
pertama dalam menulis laporan penelitian adalah membuat rangka laporan. Dalam
laporan yang penting adalah adanya hubungan yang logis antara bab atau bagian
yang satu dengan lainnya sehingga seluruhnya merupakan satu kesatuan yang utuh.
Kurang mengindahkan prinsip logis logis ini, disamping akan menyulitkan pembuat
laporan itu sendiri juga akan menyulitkan para pembaca laporan. Pembaca tidak
dapat mengikuti alur pikiran dari awal sampai akhir dengan teratur. Pembuatan
rangka laporan sangat membantu para pembuat laporan untuk terhindar dari
kesalahan-kesalahan yang tidak perlu.
Rangka
laporan penelitian akan sangat membantu penyusunan laporan dalam hal-hal
sebagai berikut:
1.
Membantu melihat wujud ide-ide dalam sekilas pandang
sehingga dapat dipastikan apakah susunan dan hubungan timbale balik antara
ide-ide itu sudah tepat dan harmonis dalam pertimbangannya. Rangka laporan
mencegah pembuat laporan keluar dan sasaran.
2.
Dengan memperhatikan sebuah kerangka laporan, penyusun
laporan dapat melihat dengan jelas materi pembantu mana yang diperlukan.
Rangka
laporan penelitian harus terurai hingga pembagian yang kecil-kecil. Makin luas
uraiannya makin membantu sebab rangka laporan itulah yang selanjutnya menjadi
pegangan selama penyelesaian laporan. Ia merupakan tulang-tulang dari dari
sebuah laporan, tinggal melengkapi dagingnya. Bicarakan rangka laporan dengan
teman sejawat untuk menerima petunjuk dan saran perbaikan.
Untuk
menyusun rangka laporan ke dalam bab, bagian dari bab dan selanjutnya, terdapat
dua (2) sistem yaitu sebagai berikut ini:
1. Sistem campuran huruf dan angka
I.
Angka Romawi besar (untuk bab)
A.
Huruf Romawi besar (untuk bagian bab)
1.
Angka Arab besar
a.
Huruf Romawi kecil
i.
Angka Rowani kecil
(a)
Huruf Romawi kecil berkurung
(i)
Angka Romawi kecil berkurung
2. Sistem angka dengan tambahan huruf
1.
1.1.
1.1.1
I.I.I, (a)
Teknik Presentasi
Pengertian
Presentasi
dapat dipahami sebagai sebuah kegiatan penyampaian informasi kepada public
melalui sebuah orasi, baik secara langsung (face to face) ataupun melalui
media. Presentasi memiliki dua (2) tujuan yaitu:
1. Presentasi informatif, bertujuan untuk
memperkenalkan hal baru pada khalayak. Presentasi ini lebih ditujukan pada
aspek kognisi khalayak. Proses ini lebih dikenal sebagai sosialisasi.
2. Presentasi persuasif, ditujukan untuk
mempengaruhi sikap (attitude) dan prilaku (behavior) khalayak sebagaimana yang
diinginkan presenter.
Dalam
komunikasi, ada lima (5) unsur yang harus diperhatikan. Kelima unsure tersebut adalah
sebagai berikut ini:
1.
Pengirim pesan (sender)
2.
Pesan yang dikirimkan (massage)
3.
Bagaimana pesab tersebut dikirimkan (delivery channel
medium)
4.
Penerima pesan (receiver)
5.
Umpan balik (feedback)
Hukum Komunikasi
Lima
(5) komunikasi yang efektif (The 5 Inevitable Laws of Effektive Communication)
yaitu REACH sebagai berikut ini:
1. Respect, sikap hormat dan sikap
menghargai terhadap khalayak atau hadirin.
2. Empaty, yaitu kemampuan kita untuk
menempatkan diri kita pada situasi atau kondisi yang dihadapi orang lain. Rasa
empaty akan memampukan kita untuk dapat menyampaikan pesan dengan cara dan
sikap yang akan memudahkan penerima pesan menerimanya. Empaty juga bisa berarti
kemampuan untuk mendengar dan bersikap perseptif atau siap menerima masukan
ataupun umpan balik dengan sikap yang positif.
3. Audible, dapar didengarkan atau
dimengerti dengan baik
4.
Clarity, kejelasan
dari pesan yang akan disampaikan sehingga tidak membingungkan si penerima pesan
5.
Sikap rendah
hati, yaitu untuk membangun rasa menghargai orang lain.
Persiapan
Hal
yang terpenting dalam persiapan presentasi adalah membangun rasa percaya diri
dan mengendalikan rasa takut dan emosi kita, kualitas suara, bahasa dan
kata-kata yang digunakan, dan komunikasi non-verbal, yaitu kontak mata,
ekspresi wajah, penampilan fisik, nada suara, gerakan tubuh, pakaian dan
aksesoris yang digunakan akan memberikan efek atau pengaruh yang cukup besar
terhadap penyampaian pesan.
Dalam
komunikasi perlu dipegang beberapa prinsip khususnya dalam persiapan mental
yaitu sebagai berikut:
1.
Berbicara di depan public bukanlah hal yang sangat
menegangkan.
2.
Kita tidak perlu menjadi orang yang sempurna, cerdas
ataupun brilian untuk tampil di depan publik.
3.
Siapkan 2-3 poin pembicaraan/pertanyaan, karena audien
akan sulit untuk mengingat lebih dari tiga hal dalam suatu waktu.
4.
Kita harus memiliki tujuan dan sasaran yang jelas dan
terarah.
5.
Kita tak perlu menganggap diri kita adalah seorang
pembicara publik.
6.
Kita tidak perlu harus dapat sepenuhnya menguasai
seluruh hadirin
7.
Kita harus ingat bahwa sebagian besar hadirin
menginginkan kita berhasil dalam presentasi atau penyampaian pesan kita.
Beberapa hal
penting lain yang perlu dipersiapan yaitu sebagai berikut ini:
1. Durasi, yaitu panjangnya sebuah
presentasi
2. Analisis khalayak, yaitu mengenali
komunikan
3. Perencanaan presentasi, yaitu bagaimana
mengorganisasi pesan dan informasi yang akan disampaikan. Misalnya diawali
dengan persoalan dan diakhiri dengan penyampaian solusi terbaik.
4. Penggunaan alat bantu visual, yaitu
dengan prinsip mudah dibaca, memberikan penekanan dan kejelasan, dan sederhana.
Beberapa
alat bantu yang dapat dipakai anatara lain papan tulis, Flip Charts, Overhead
proyektor, Slide proyektor, LCD proyektor
Penyampaian
Beberapa
pertimbangan dalam penyampaian presentasi:
1.
Komunikasi verbal, terkait dengan penggunaan bahasa
yang tepat, suara, dan kecepatan dalam penyampaian presentasi dengan
mempertimbangkan daya tangkap khalayak.
2.
Komunikasi non-verbal, aspek penampilan non-verbal
perlu mendapat perhatian. Kontak mata, ekpresi wajah, postur, dan gerakan tubuh
sedapat mungkin menunjang proses presentasi.