WelLcoMe To .AM. BloG


Selasa, 29 November 2011

OPSI

DEFINISI OPSI

Opsi adalah suatu tipe kontrak antara 2 pihak, yang satu memberikan hak kepada yang lain untuk membeli atau menjual suatu aktiva pada harga yang tertentu dalam jangka waktu tertentu. Disebut dengan opsi karena pemegang atau pembeli opsi mempunyai pilihan untuk menggunakan opsi tersebut kapan saja selama masih berlaku atau tidak menggunakannya sampai habis masa berlakunya.

Pihak yang mendapatkan hak disebut dengan pembeli opsi (option buyer). Pihak yang menjual opsi dan harus bertanggung jawab terhadap keputusan pembeli opsi kapan opsi tersebut akan digunakan disebut dengan penerbit opsi (option writer).

TIPE KONTRAK OPSI

Ada 2 macam tipe kontrak opsi saham. Kedua tipe kontarak tersebut sebagai berikut:

1. Opsi Beli

Opsi beli (call option) adalah suatu tipe kontrak yang memberikan hak kepada pembeli opsi untuk membeli (call) dari penjual opsi sejumlah lembar saham tertentu pada harga tertentu dalam jangka waktu tertentu. Kontrak opsi ini berisikan dengan empat hal utama, yaitu sebagai berikut:

a. Nama perusahaan yang sahamnya dapat dibeli.

b. Jumlah lembar saham yang dapat dibeli.

c. Harga pembelian sahamnya.

d. Tanggal opsi kadaluarsa yaitu tanggal terakhir opsi dapat digunakan.

2. Opsi Jual

Opsi jual (put option) yaitu suatu tipe kontrak yang memberikan hak kepada pembeli opsi untuk menjual (put) kepada penjual opsi sejumlah lembar saham tertentu pada harga tertentu dalam jangka waktu tertentu. Kontrak opsi ini juga berisikan dengan empat hal utama, yaitu sebagai berikut:

a. Nama perusahaa yang sahamnya dapat dijual.

b. Jumlah lembar saham yang dapat dijual.

c. Harga penjualan sahamnya.

d. Tanggal kadaluarsa dari opsi.

BERBAGAI HAL TENTANG OPSI

1. Terminology Dasar Opsi

Dari penjelasan opsi jual dan opsi beli sebelumnya, didapatkan beberapa istilah-istilah (terminology) dasar yang digunakan di opsi. Istilah-istilah dasar opsi ini adalah sebagai berikut ini:

a. Harga saham dipasar (stock price).

b. Harga saham jika menggunakan opsi (exercise price/strike price)

c. Harga dari opsi.

d. Tanggal kadaluwarsa opsi.

Istilah-istilah dasar yang lain yg berhubungan nilai saham di pasar dengan exercise price:

a. Jika harga saham lebih besar dari exercise price dari opsi beli, maka opsi beli ini disebut dengan in the money.

b. Jika harga saham sama dengan exercise price dari opsi beli, maka opsi beli ini disebut dengan at the money.

c. Jika harga saham lebih kecil dari exercise price dari opsi beli, maka opsi beli ini disebut dengan out the money.

d. Jika harga saham mendekati exercise price dari opsi beli, maka opsi beli ini disebut dengan near the money.

2. Payoff dan Laba dari opsi

Payoff adalah keuntungan akibat menggunakan exercise dari opsi. Payoff masih menunjukkan keuntungan kotor dari selisih harga saham dipasar dengan harga penggunaan opsi (exercise price). Laba (profit) adalah keuntungan bersih yaitu payoff dikurangi dengan harga pembelian opsi.

3. Penggunaan Opsi untuk Lindung Nilai

Tujuan membeli opsi adalah untuk perlindungan (headging) dari aktiva yang akan dilindungi dan untuk spekulasi. Melindungi nilai saham dengan suatu opsi ini disebut dengan hedge yang didefinisikan sebagai suatu cara menggunakan turunan-turunan untuk mengurangi atau kalau mungkin saling memperkecil/menghilangkan risiko dari aktiva yang akan dilindungi.

Opsi jual digunakan untuk melindungi dari penurunan harga saham yang dimiliki oleh investor. Karena opsi jual digunakan untuk memproteksi penurunan harga suatu saham, maka strategi penggunaan opsi untuk perlindungan ini disebut dengan protective put. Sebaliknya opsi beli digunakan untuk perlindungan kenaikan harga saham yang harus dibeli oleh investor yang melakukan transaksi penjualan pendek (short selling).

4. Melindungi opsi

Penerbit opsi beli akan mengalami kerugian jika harga saham naik. Pembeli opsi beli akan ,enggunakan haknya untuk membeli sahamnya dengan lebih murah dibandingkan dengan pasar saham yang naik tersebut. Penjual opsi beli harus menyediakan saham ini dan membelinya di pasar dengan harga yang lebih tinggi. Untuk mengatasi kerugian ini. Penjual opsi beli dapat membeli terlebih dahulu sahamnya dan pada saat bersamaan menjual opsi belinya. Strategi lindung nilai ini sisebut dengan covered call, karena membeli saham terlebih dahulu untuk menutupi kenaikan harga saham pada saat menjual opsi beli.

5. Penggunaan Opsi untuk Spekulasi

Selain opsi digunakan untuk lindung nilai aktiva lain, misalnya suatu saham, pembeli opsi juga banyak digunakan untuk spekulasi. Opsi digunakan untuk spekulasi jika opsi dibeli tidak untuk melindungi suatu aktiva, tetapi dibeli untuk tujuan dijual kembali dengan harga yang tinggi. Spekulasi terjadi karena harga opsi bisa naik melambung tinggi, tetapi bisa juga turun drastic bahkan berbilai Rp.0,- jika sampai jatuh temponya. Spekulan membeli opsi untuk spekulasi karena harganya relatif murah dibandingkan dengan harga saham.

Contoh Spekulasi Membeli Opsi Jual

Investor membeli suatu opsi jual dengan harga Rp100,- dan nilai exercisenya adalah Rp900,-. Harga pasar saham yang diacu oleh opsi jual ini pada saat itu adalah Rp1000,-.

Misalnya harga saham turun menjadi Rp700,- di pasar modal. Investor lain yang tidak mempunyai opsi jual ini jika harus menjual saham ini di pasar modal seharga Rp700,-, tetapi jika dia mempunyai opsi jual akan dapat menjualnya senilai Rp900,-, sehingga dapat ngurangi kerugian sebesar Rp900 – Rp700 = Rp200. Jika investor ini ingin membeli opsi jual yang dimiliki spekulan, maka investor ini akan berani membayar maksimum menutupi kerugiaanya, yaitu sebesar Rp200 dan nilai opsi di pasar modal akan bernilai Rp200 dengan asumsi akan segera jatuh tempo dan segera digunakan untuk menjual sahamnya.

Maksimun penurunan yang dihadapi spekulan jika membeli opsi jual adalah 100%, yaitu opsi tidak digunakan dan jatuh tempo karena harga sahamnya naik. Maksimum kenaikan opasi jual adalah Rp900, jika harga saham turun sampai dengan Rp0,. Maksimum kenaikan ini adalah 9x atau 900%.

Contoh Spekulasi Membeli Opsi Beli

Spekulan membeli opsi beli seharga Rp100 dan dapat digunakan untuk membeli saham yang diacu seharga Rp1.100. jika harga saham ini naik menjadi Rp3.000, maka harga opsi akan bernilai Rp3.000 - Rp1.100 = Rp1.900 atau nilai opsi naik 19x atau 1.900%.

6. Valuasi dari Opsi

Mengetahui nilai sebenarnya dari suatu opsi adalah hal yang penting. Jika seseorang dapat menentukan nilai intrinsik ini, maka nilai pasar dari opsi akan dapat ditentukan. Menentukan niali intrinsic suatu opsi tidaklah sederhana, karena banyak ditentukan oleh factor-faktor eksternal.

a. Nilai intrinsik pada opsi beli

Nilai intrinsik pada opsi beli adalah harga saham dikurangi harga kesepakatan

Contoh Nilai Intrinsik Opsi Beli

Harga suatu saham di pasar modal adalah sebesar Rp1.200 per lembarnya dan exercise price saham ini di suatu opsi beli adalah sebesar Rp 1.100. Nilai intrinsik opsi beli ini adalah maksimum dari Rp1.200 - Rp1.100 = Rp100, dengan nilai Rp0 yaitu sebesar Rp100.

Jika harga suatu saham dipasar modal turun mencapai harga sebesar Rp800 per lembarnya dan exercise price saham ini di suatu opsi beli adalah sebesar Rp 1.100. Nilai intrinsik opsi beli ini adalah maksimum dari Rp800 – Rp 1.100 = -Rp300 dengan nilai Rp0, yaitu sebesar Rp0.

b. Nilai intrinsik pada opsi jual

Nilai intrinsuk pada opsi jual adalah harga kesepakatan dikurangi harga saham. Jika selisihnya adalah negatif maka nilai intrinsik dianggap nol.

Contoh Nilai Intrinsik Opsi Jual

Harga suatu saham di pasar modal adalah sebesar Rp900 per lembarnya dan exercise price saham ini di suatu opsi jual adalah sebesar Rp 1.100. Nilai intrinsik opsi jual ini adalah maksimum dari Rp1.100 – Rp900 = Rp200, dengan nilai Rp0 yaitu sebesar Rp200.

Jika harga suatu saham dipasar modal naik mencapai harga sebesar Rp1.400 per lembarnya dan exercise price saham ini di suatu opsi jual adalah sebesar Rp 1.100. Nilai intrinsik opsi jual ini adalah maksimum dari Rp1.100 – Rp 1.400 = -Rp300 dengan nilai Rp0, yaitu sebesar Rp0.

c. Nilai waktu opsi

Nilai waktu opsi yaitu harga yang bersedia dibayar oleh pembeli opsi dengan berdasarkan pada prediksi pembeli atas kemungkinan dari pergerakan harga asset acuan kearah yang menguntungkan pembeli opsi . nilai waktu ini didapat dari nilai pasar opsi dikurangi nilai intrinsik.

Contoh Nilai Waktu Opsi

Nilai suatu opsi dijual dipasar sebesar Rp200 dan nilai intrinsiknya sebesar Rp150, maka nilai dari waktu adalah Rp200 – Rp150 = Rp 50.

MODEL BLACK-SCHOLES

Model harga opsi black-scholes yang dikembangkan ole Fisher Black dan Myron Schores ditahun 1973. Model penilaian ini opsi dari Black-Scholes ini dimaksudkan untuk opsi Eropa. Dalam membangun modelnya, Black-Scholes menggunakan beberapa asumsi sebagai berikut ini:

1. Saham yang dihubungkan dengan opsi tidak pernah membayar dividen selama umur dari opsi.

2. Tidak ada biaya transaksi untuk membeli dan menjual opsi dan sahamnya.

3. Tingkat suku bunga bebas risiko konstan selama umur opsi.

4. Pembeli saham dapat meminjam pinjaman jangka pendek dengan tingkat suku bunga bebas risiko.

5. Penjual pendek diijinkan dan penjual pendek akan menjual sahamnya dengan harga pasar saat itu.

6. Opsi hanya dapat digunakan pada saat jatuh tempo.

7. Pasar likuid dan perdagangan semua sekuritas dapat terjadi terus-menerus.

8. Harga pasar saham-saham bergerak secara acak.

PENENTU-PENENTU HARGA OPSI

1. Harga Saham Bersangkutan

Harga saham berhubungan positif dengan nilai opsi beli karena meningkatkan nilai intrinsik opsi beli. Harga saham naik akan menaikkan posisi in the money dari opsi beli.

2. Exercise Price

Harga penggunaan dari opsi mempunyai pengaruh berlawanan dengan sahamnya. Jika harga pengunaan dari opsi naik akan menurunkan nilai intrinsik opsi beli dan akibatnya menaikkan posisi out the money dari opsi beli.

3. Waktu Sisa Jatuh Tempo Opsi

Waktu sisa jatuh tempo opsi mempengaruhi nilai opsi beli dan opsi jual secara positif.

4. Deviasi Standar Return Saham

Semakin besar variabilitas return saham, semakin besar nilai opsi beli dan opsi jual.

5. Tingkat Suku Bunga

Tingkat suku bunga mempunyai hubungan positif dengan harga opsi beli, tetapi berhubungan negatif dengan opsi jual.

6. Dividen Kas

Jika dividen kas dipertimbangkan, yaitu perusahaan membayar dividen kas, maka akan mempunyai pengaruh negative pada opsi beli dan berpengaruh positif pada opsi jual.

OPSI INDEKS

Selain opsi dihubungkan dengan saham tertentu, opsi juga dapat dihubungkan dengan nilai indeks pasar, misalnya indeks S&P 500, indeks Nasdaq-100 dan lainnya. opsi yang berhubungan dengan nilai indeks ini disebut dengan opsi indeks saham. Opsi indeks saham dapat didefinisikan sebagai opsi yang dihubungkan dengan nilai indeks pasar.

Investor dapat membeli opsi beli ataupun opsi jual untuk opsi indeks saham ini. Dengan opsi indeks saham ini investor dapat bertransaksi berdasarkan pergerakan dari pasar. Dengan membeli opsi indeks saham ini, investor hanya perlu mengambil keputusan berdasarkan pergerakan dari pasar saja. Misalnya investor mengekspektasi bahwa pasar akan membaik, maka dia dapat membeli opsi beli dan sebaliknya jika mengekspektasi pasar akan turun, maka dia dapat membeli opsi jual.

BETA

Pengertian Beta

Beta merupakan suatu pengukur volatilitas (volatility) return suatu sekuritas atau return portofolio terhadap return pasar. Beta sekuritas ke-i mengukur volatilitas return sekuritas ke-i dengan return pasar. Beta portofolio mengukur volatilitas return portofolio dengan return pasar. Dengan demikian Beta merupakan pengukur resiko sistematik dari suatu sekuritas atau portofolio relative terhadap risiko pasar.

Volatilitas adalah fluktuasi dari return-return suatu sekuritas atau portofolio dalam suatu periode waktu tertentu. Jika fluktuasi return-return sekuritas atau portofolio secara statistic mengikuti fluktuasi dari return-return pasar, maka Beta dari sekuritas atau portofolio tersebut dikatakan bernilai 1. Beta bernilai 1 menunjukkan bahwa risiko sistematik suatu sekuritas/portofolio sama dengan risiko pasar. Misalnya Beta sama dengan 1 menunjukkan bahwa jika return pasar bergerak naik/turun, return sekuritas/portofolio juga bergerak naik/turun sama besarnya mengikuti return pasar. Begitu pula jika beta bernilai 1 ini menunjukkan bahwa perubahan return pasar sebesar x%, secara rata-rata, return sekuritas/portofolio akan berubah juga sebesar x%.

Mengestiminasi Beta

Beta suatu sekuritas dapat dihitung dengan teknik estimasi yang menggunakan data historis. Beta yang dihitung berdasarkan data historis selanjutnya dapat digunakan untuk mengestimasi Beta masa mendatang. Bukti-bukti empiris menunjukkan bahwa Beta historis mampu menyediakan informasi tentang Beta masa depan.

Beta historis dapat dihitung dengan menggunakan data historis berupa data pasar (return-return sekuritas dan return pasar), data akuntansi (laba-laba perusahaan dan laba indeks pasar), atau data fundamental (menggunakan variabel-variabel fundamental). Beta yang dihitung dengan data pasar disebut Beta pasar, Beta yang dihitung dengan data akuntansi disebut dengan Beta akuntansi dan Beta yang dihitung dengan data fundamental disebut dengan Beta fundamental.

Jenis-jenis Beta

  1. Beta Pasar

Beta pasar dapat diestiminasi dengan mengumpulkan nilai-nilai historis return dari sekuritasdan return dari pasar selama periode tertentu, misalnya selama 60 bulan untuk return bulanan atau 200 hari untuk return harian. Dengan asumsi bahwa hubungan antara return-return sekuritas dan return-return pasar adalah linier, maka Beta dapat diestimasi secara manual dengan memplot garis diantara titik-titik return atau dengan regresi.

Teknik regresi untuk mengestimasi Beta suatu sekuritas dapat dilakukan dengan menggunakan return-return sekuritas sebgai variabel dependen dan return-return pasar sebagai variabel independen. Persamaan yang dihasilkan data tersebut akan menghasilkan koefisien Beta yang diasumsikan stabil dari waktu ke waktu selama masa periode observasi. Semakin lama periode observasi yang digunakan di persamaan regresi, semakin baik hasil dari Beta. Persamaan regresi yang digunakan untuk mengestimasi Beta dapat didasarkan pada model indeks-tunggal / model pasar atau menggunakan model CAPM.

Jika menggunakan model indeks tunggal atau model pasar, Beta dapat dihitung berdasarkan persamaan sebagai berikut:

Ri = αi + βi . RM + ei

Jika menggunakan model CAPM, Beta dapat dihitung berdasarkan persamaan sebagai berikut:

Ri = RBR + βi . (RM RBR) + ei

Notasi:

Ri = Return sekuritas ke-i

RBR = Return aktiva bebas risiko

RM = Return portofolio pasar

βi = Beta sekuritas ke-i

sehingga dependen variabel persamaan regresi adalah sebesar (Ri - RBR) dengan independen Variabelnya adalah (RM - RBR).

  1. Beta Akuntansi

Beta akuntansi ini dapat dihitung secara sama dengan Beta pasar yang menggunakan data return, yaitu dengan mengganti data return dengan data laba akuntansi. Beta akuntansi dengan demikian dapat dihitung dengan rumus:

hi = σlaba,iM

σ2laba,M

Notasi:

hi = Beta akuntansi sekuritas ke-i

σlaba,iM = Kovarian antara laba perusahaan ke-I dengan indeks laba pasar

σ2laba,M = Varian dari indeks laba pasar

  1. Beta Fundamental

Beta fundamental merupakan penyajian perhitungan Beta menggunakan beberapa variabel fundamental. Variabel-variabel yang dipilih merupakan variabel-variabel yang dianggap berhubungan dengan risiko, karena Beta merupakan pengukur resiko. Dengan argumentasi bahwa risiko dapat ditentukan menggunakan kombinasi karakteristik pasar dari sekuritas dan nilai-nilai fundamental perusahaan. Sebagian besar dari variabel-variabel tersebut adalah variabel-variabel akuntansi. Walaupun variabel-variabel tersebut secara umum dianggap bervariasi dengan risiko, tetapi secara teori mungkin tidak semuanya berhubungan dengan risiko. Variabel-variabel yang digunakan adalah sebagai berikut:

a. Dividend Payout

Devidend payout diukur sebagai dividen yang dibayarkan dibagi dengan laba yang tersedia untuk pemegang saham umum. Jika perusahaan memotong deviden, maka akan dianggap sebagai sinyal yang buruk, karena dianggap perusahaan membutuhkan dana. Oleh karena itu perusahaan yang mempunyai risiko tinggi cenderung untuk membayar dividend payout lebih kecil supaya nanti tidak memotong deviden jika laba yang diperoleh turun. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa adanya hubungan negative antara risiko dan dividend payout, yaitu risiko tinggi, dividend payout rendah. Karena Beta merupakan pengukur risiko, maka dapat juga dinyatakan bahwa Beta dan Dividend payout mempunyai hubungan negative.

b. Asset Growth

Variabel pertumbuhan aktiva didefinisikan sebagai perubahan (tingkat pertumbuhan) tahunan dari aktiva total. Variabel ini diprediksi mempunyai hubungan positif dengan Beta. Hubungan ini tidak didukung oleh teori.

c. Leverage

Leverage didefinisikan sebagai nilai buku total utang jangka panjang dibagi dengan total aktiva. Leverage diprediksi mempunyai hubungan positif dengan Beta. Menggunakan nilai pasar untuk total utang dalam menghitung leverage akan mendapatkan hasil tidak berbeda jika digunakan dengan nilai buku.

d. Liquidity

Likuiditas (liquidity) diukur sebagai current ratio yaitu aktiva lancer dibagi dengan utang lancar. Likuiditas diprediksi mempunyai hubungan yang negative dengan Beta, yaitu secara rasional diketahui bahwa semakin likuid perusahaan, semakin kecil risikonya.

e. Asset Size

Variabel ukuran aktiva (asset size) diukur sebagai logaritma dari total aktiva. Variabel ini diprediksi mempunyai hubungan yang negative dengan risiko. Ukuran aktiva dipakai sebagai wakil pengukur (proxy) besarnya perusahaan. Perusahaan yang besar dianggap mempunyai risiko yang lebih kecil dibandingkan dengan perusahaan yang lebih kecil, karena perusahaan yang besar dianggap lebih mempunyai akses ke pasar modal, sehingga dianggap mempunyai Beta yang lebih kecil. Perusahaan besar cenderung menginvestasikan dananya ke proyek yang mempunyai varians rendah dengan Beta yang rendah untuk menghindari laba yang berlebihan. Dengan menginvestasikan ke proyek dengan Beta yang rendah akan menurunkan risiko dari perusahaan. Dengan demikian hubungan antara ukuran perusahaan dengan Beta adalah negatif.

f. Earning Variability

Variabilitas laba (Earning Variability) diukur dengan nilai deviasi standar dar PER (Price Earning Ratio) atau Rasio P/E (harga saham dibagi dengan laba perusahaan). Variabilitas dari laba dianggap sebagai risiko perusahaan. Sehingga hubungan antara variabel ini dengan Beta adalah positif.

g. Accounting Beta

Beta akuntansi (Accounting Beta) diperoleh dari koefisien regresi dengan variabel dependen perubahan laba akuntansi dan variabel independen adalah perubahan indeks laba pasar untuk laba akuntansi portofolio pasar. Karena Beta akuntansi dan Beta pasar keduanya pengukur risiko yang sama, maka diprediksi keduanya mempunyai hubungan yang positif.

Beta Portofolio

Beta portofolio dapat dihitung dengan cara rata-rata tertimbang (berdasarkan proporsi) dari masing-masing individual sekuritas yang membentuk portofolio sebagai berikut:

n

βp = Σ wi . βi

i=1

Notasi:

βp = Beta Portofolio

βi = Beta individual sekuritas ke-i

wi = Proporsi sekuritas ke-i

Beta portofolio umumnya lebih akurat dibandingkan dengan Beta tiap-tiap individual sekuritas. Alasannya adalah sebagai berikut:

  1. Beta individual sekuritas diasumsikan konstan dari waktu ke waktu. Kenyataannya Beta individual sekuritas dapat berubah dari waktu ke waktu. Perubahan Beta individual sekuritas dapat berupa perubahan naik atau perubahan turun. Beta portofolio akan meniadakan perubahan Beta individual sekuritas dengan perubahan Beta individual sekuritas yang lainnya. Dengan demikian jika Beta tidak konstan dari waktu ke waktu, maka Beta portofolio akan lebih tepat dibandingkan dengan Beta individual sekuritas.

  1. Perhitungan Beta individual sekuritas juga tidak lepas dari kesalahan pengukuran (measurement error) atau kesalahan acak (random error). Pembentukan portofolio akan mengurangi kesalahan acak ini, karena kesalahan acak satu sekuritas mungkin akan ditiadakan oleh kesalahan acak sekuritas yang lainnya. Dengan demikian, Beta portofolio juga diharapkan akan lebih tepat dibandingkan dengan Beta individual sekuritas.

RETURN DAN RESIKO PORTOFOLIO

RETURN PORTOFOLIO

Portofolio dapat didefinisikan sebagai sekumpulan investasi/gabungan dari 2 atau lebih surat berharga pada beberapa alat investasi, bisa sejenis dan juga tidak sejenis yang tujuannya adalah menghindari resiko dan menghasilkan pendapatan sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

Return realisasian portofolio merupakan rata-rata tertimbang dari return-return realisasian masing-masing sekuritas tunggal didalam portofolio tersebut. Secara sistematis, return realisasian portofolio dapat ditulis sebagai berikut:

Keterangan:

Rp : Return realisasian portofolio

wi : Porsi dari sekuritas i terhadap seluruh sekuritas di portofolio

Ri : Return realisasian dari sekuritas ke-i

n : Jumlah dari sekuritas tunggal

Return ekspektarian portofolio merupakan rata-rata tertimbang dari return-return ekspektasian masing-masing sekuritas tunggal didalam portofolio. Return ekspektarian portofolio dapat dinyatakan secara sistematis sebagai berikut:

Keterangan:

E(Rp) : Return ekspektasian dari portofolio

wi : Porsi dari sekuritas i terhadap seluruh sekuritas di portofolio

E(Ri) : Return ekspektasian dari sekuritas ke-i

n : Jumlah dari sekuritas tunggal

Portofolio yang efisien dapat dicapai melalui 2 cara yaitu:

1. Investor bisa menerima penghasilan tertentu, dengan bersedia pula menerima resiko minimum.

2. Investor bisa menentukan penghasilan yang tinggi (maksimum), dengan bersedia pula menerima resiko tertentu.

Menurut Markowitz, portofolio bisa dikatakan efisien bila memenuhi 2 persyaratan yaitu:

1. Portofolio yang dibentuk memberikan retuen yang tinggi, namun diikuti dengan resiko tertentu.

2. Portofolio yang dibentuk memberikan resiko yang rendah, namun diikuti dengan return tertentu.

Langkah-langkah yang disarankan oleh John Dickinson dalam melakukan portofolio yaitu:

1. Placement analysis. Dalam langkah ini, investor melakuakan pengumpulan data, baik kuantitatif maupun kualitatif dari berbagai alat investasi yang akan dijadikan portofolio.

2. Portofolio contruction. Pada langkah ini, investor mulai melakuakan berbagai alat investasi yang dapat memenuhi tujuan investasinya.

3. Portofolio selection. Pada langkah ini, investor mulai melakukan kombinasi diantara alat investasi yang sudah dipilih dengan tujuan mendapatkan portofolio yang efisien.

RISIKO PORTOFOLIO

Konsep risiko portofolio pertama kali diperkenalkan oleh Harry M. Markowitz (1950). Menurut Markowitz secara umum risiko portofolio dapat dikurangi dengan menggabungkan beberapa sekuritas tunggal ke dalam portofolio. Syaratnya : return masing-masing sekuritas tidak berkorelasi secara positif dan sempurna.

Dalam menghitung risiko portofolio ada 3 hal yang perlu ditentukan, yaitu :

1. Varians setiap sekuritas

2. Kovarians antara satu sekuritas dengan sekuritas lainnya

3. Bobot portofolio untuk masing-masing sekuritas

Untuk menghitung risiko portofolio yang terdiri dari 2 sekuritas, kita bisa menghitung standar deviasi return kedua sekuritas tersebut yaitu:

σp = [WA2 σA2 + WB2 σB2 + 2(WA ) (WB ) (ρAB) σA σB]1/2

σp : standar deviasi portofolio

WA : bobot portofolio pada asset A

WB: bobot portofolio pada asset B

ρAB : koefisien korelasi asset A dan B

Kovarian dengan cara probabilitas

Kovarian yang dihitung dengan menggunakan probabilitas dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Cov(RA,RB) = r(A,B)(sA)(sB)

n

= S [ RAi – E(RA)] [RBi – E(RB)] (pi)

I = 1

Keterangan:

Cov(RA,RB) : Kovarian return antara saham A dan saham B

RAi : Return masa depan saham A kondisi ke-i

RBi : Return masa depan saham B kondisi ke-i

E(RA) : Return ekspektasian saham A

E(RB) : Return ekspektasian saham A

Pi : Probabilitas terjadinya masa depan untuk kondisi ke-i

n : Jumlah dari kondisi masa depan dari I = 1

Kovarian menggunakan data historis

Kovarian yang dihitung dengan menggunakan probabilitas dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Cov(RA,RB) = r(A,B)(sA)(sB)

n

= S [ RAi – E(RA)] [RBi – E(RB)]

I = 1 n

Keterangan:

Cov(RA,RB) : Kovarian return antara saham A dan saham B

RAi : Return masa depan saham A kondisi ke-i

RBi : Return masa depan saham B kondisi ke-i

E(RA) : Return ekspektasian saham A

E(RB) : Return ekspektasian saham A

n : Jumlah dari observasi data historis untuk sampel besar (minimal 30 observasi) dan untuk sampel kecil digunakan (n-1)

Koefisien Korelasi

Konsep dari kovarian dapat dinyatakan dalam bentuk korelasi. Koefisien korelasi menunjukkan besarnya hubungan pergerakan antara dua variabel relative terhadap masing-masing deviasinya. Dengan demikian, nilai koefisien korelasi antara variabel A dan B dapat dihitung dengan membagi nilai kovarian dengan deviasi variabel-variabel:

r(A,B) = Cov(A,B)

(sA) (sB)

RESIKO TOTAL

Dalam konteks portfolio, risiko dari suatu aset dibagi menjadi dua komponen:

1. Diversifiable risk

Bagian dari resiko sekuritas yang dapat dihilangkan dengan membentuk portofolio yang well-diversifield yang dapat di diversifikasi. Karena resiko ini unik untuk suatu perusahaan, yaitu hal yang buruk terjadi di suatu perusahaan dapat diimbangi dengan hal yang baik terjadi di perusahaan lain, maka resiko ini dapat di-diversifikasi didalam portofolio. Contoh dari diversifiable risk adalah pemogokan buruh, tuntutan oleh pihak lain, penelitian yang tidak berhasil.

2. Nondiversifiable risk

Resiko ini tidak dapat di diversifikasikan oleh portofolio. Resiko ini terjadi karena kejadian-kejadian diluar kegiatan perusahaan, seperti inflasi, resesi, naiknya harga bbm, perang.

Risiko Sistematis

Suatu risiko yang tidak dapat dihilangkan dengan melakukan diversifikasi, karena fluktuasi risiko ini dipengaruhi oleh faktor makro yang dapat mempengaruhi pasar secara keseluruhan

Faktor yang mempengaruhi :

Perubahan tingkat bunga

Kurs valuta asing

Kebijakan pemerintah

Risiko Tidak Sistematis

Suatu risiko yang dapat dihilangkan dengan melakukan diversifikasi, sebab risiko ini hanya ada dalam satu perusahaan atau industri tertentu

Terdapat fluktuasi risiko yang berbeda antara satu saham dengan saham lain

Faktor yang mempengaruhi :

Struktur modal

Struktur aset

Tingkat likuiditas

Resiko total (total risk) merupakan penjumlahan dari diversifiable dan nondiversifiable risks sebagai berikut ini:

Risiko Total = Risiko dapat didiversifikasi + Risiko tak dapat didiversifikasi

= Risiko perusahaan + Risiko pasar

= Risiko tidak sistematik + Risiko sistematik

DIVERSIFIKASI

Diversifikasi adalah berinvestasi pada berbagai jenis saham, dengan harapan jika terjadi penurunan pengembalian satu saham akan ditutup oleh kenaikan pengembalian saham yang lain. Risiko yang dapat di diversifikasi adalah risiko yang tidak sistematik atau risiko spesifik dan unik untuk perusahaan. Diversifikasi risiko ini sangat penting untuk investor, karena dapat meminimumkan risiko tanpa harus mengurangi return yang diterima. Investor dapat melakukan diversifikasi dengan beberapa cara yaitu sebagai berikut:

1. Diversifikasi dengan banyak aktiva

Mengikuti hokum statistic bahwa semakin besar ukuran sampel, semakin dekat nilai rata-rata sampel dengan nilai ekspektasian dari populasi. Asumsi yang digunakan disini adalah bahwa tingkat hasil untuk masing-masing sekuritas secara statistik adalah independen. Ini berarti bahwa rate of return untuk satu sekuritas tidak terpengaruh oleh rate of return sekuritas yang lainnya. Dengan asumsi ini, deviasi standar yang mewakili risiko dari portofolio dapat dituliskan sebagai berikut:

sp= si

Ön

2. Diversifikasi secara random

Diversifikasi secara random merupakan pembentukan portofolio dengan memilih sekuritas-sekuritas secara acak tanpa memperhatikan karakteristik dari investasi yang relevan seperti misalnya return dari sekuritas itu sendiri. Investor hanya memilih sekuritas secara acak.

3. Diversifikasi secara Markowitz

Dengan menggunakan metode mean-variance dari Markowitz, sekuritas-sekuritas yang mempunyai korelasi lebih kecil dari +1 akan menurunkan risiko portofolio. Semakin banyak sekuritas yang dimasukkan ke dalam portofolio, semakin kecil risiko portofolio.

Diversifikasi dapat ditunjukkan dengan jumlah aktiva yang besar didalam portofolio. Jumlah aktiva yang besar ini dapat ditunjukkan dengan nilai n yang mendekati (limit) tak berhingga. Untuk nilai varian yang besar (mendekati tak berhingga) akan sama dengan nol, sehingga untuk diversifikasi dengan banyak aktiva, nilai varian portofolio akan hilang. Dengan demikian, diversifikasi akan menghilangkan efek dari varian, tetapi efek kovarian masih tetap ada, yaitu sebesar nilai rata-rata semua kovarian atau dengan kata lain, untuk portofolio yang didiversifikasikan dengan baik yang terjadi dari banyak aktiva efek dari kovarian menjadi lebih penting dibandingkan efek dari varian masing-masing aktiva.